Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUN-VIDEO.COM, JATINEGARA - Warga RW 02 Kelurahan Cipinang Besar Utara sudah 25 tahun menunaikan salat Tarawih di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) karena Musala Miftahul Jannah tak mampu menampung mereka.
Namun pemandangan setiap pekan pertama bulan Ramadan yang selalu berhasil menyedot perhatian masyarakat itu dipastikan tak bakal terulang lagi tahun depan.
Ustadz Arafat (37), satu pengurus Musala Miftahul Jannah mengatakan Ramadan tahun ini merupakan waktu terakhir sebelum Musala yang terletak di Jalan Basuki Rachmat itu digusur.
"Insya Allah jadi salat Tarawih di sini. Karena 5 RT di sini dari RT 08 sampai RT 12 digusur karena ada pembangunan Tol Becakayu. Ini jadi pemandangan terakhir kita melihat pemuda-pemuda salat di atas JPO," kata Arafat di Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (7/5/2019).
Meski daya tampung Musala yang dibangun sekitar tahun 1980-an secara swadaya itu tak mampu menampung seluruh jemaat karena kapasitasnya berkisar untuk 700 jemaat.
Arafat bersyukur selama ini tak pernah ada warga RW 02 yang mengalami musibah saat menunaikan ibadah Tarawih di JPO dan pinggir Jalan Basuki Rachmat.
"Alhamdulilah enggak pernah ada. Kalau yang di pinggir jalan itu untuk jemaat perempuan, ada yang ngatur arus lalu lintas biar warga enggak ketabrak. Memang pas awal minggu Ramadan jemaat banyak, jadi enggak muat," ujarnya.
Merujuk keterangan yang diberikan pihak pengembang, nantinya wilayah RW 02 yang terdampak jadi akses jalur lingkar Tol Becakayu agar pengendara dari arah Cawang bisa menuju tol.
Penggusuran yang juga melahap pedagang Pasar Gembrong itu rencananya bakal dilakukan selepas hari raya Idul Fitri, sementara uang ganti rugi diserahkan bulan Ramadan ini.
"Nilai Musala ini ditakar sekitar Rp 900 juta. Luas bangunannya sekitar 88 meter persegi. Nantinya pengembang akan membangun musala lagi di tempat lain dengan nilai dan luas yang sama. Jadi dari ummat kembali lagi untuk ummat," tuturnya.
Arafat menyebut warga RW 02 sudah memiliki keinginan agar Musala Miftahul Jannah dibangun di satu lahan kosong wilayah Kelurahan Cipinang Besar Utara seluas 100 meter yang sedang dijual.
Bila nantinya terealisasi, warga RW 02 tak mempermasalahkan berpindahnya kepengurusan Musala ke warga yang permukimannya lebih dekat dengan Musala.
"Di wilayah RW 02 ada dua Musala dan satu Masjid, tapi yang letaknya di pinggir jalan cuman ini. Makannya jemaat yang enggak kebagian tempat salat di JPO dan pinggir jalan. Kalau Masjid daya tampungnya lebih banyak," lanjut Arafat.
Ponco (31), satu pengurus Musala Miftahul Jannah yang pernah menunaikan salat Tarawih di JPO mengatakan nyaris seluruh pria sesuainya pernah beribadah di JPO yang kini kondisinya sudah tak layak.
Kenangan yang paling membekas yakni bagaimana berusaha tetap khusyuk di tengah ribuan deru mesin kendaraan yang lalu-lalang dan harus pindah sejenak saat hujan mengguyur.
"Ya merasakan semua, yang sekarang sudah tua dulu mudanya pernah merasakan semua. Kenangan lah, dari dulu sudah sering. Khusyuk enggak khusyuk, tergantung kitanya sih," kata Ponco.
Ещё видео!