Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUN-VIDEO.COM - Glodok yang dikenal sebagai kawasan Pecinan di Jakarta itu ternyata dulunya bernama Pancoran di masa Hindia Belanda.
Menurut Arkeolog UI, Candrian Attahiyat, asal usul nama Glodok berawal dari sebuah Pancoran atau pancuran air di sekitar wilayah itu.
"Karena dulu di situ ada teknologi baru pendistribusian air dari Kali Ciliwung, kemudian air itu dialirkan ke arah Kota Tua dan sekitarnya. Maka dulu disebut Pancoran," jelasnya pada Jumat (8/7/2022).
Namun, karena pancoran itu kerap berbunyi 'geluduk-geluduk', warga lokal menyebut wilayah itu dengan sebutan Glodok.
Sementara keterangan Candrian serupa dengan buku "Asal Usul Nama Tempat di Jakarta" karya Rachmat Ruchiat yang diterbitkan Masup Jakarta.
Dalam keterangan buku itu, penamaan Glodok karena tiruan bunyi pancuran air masuk akal.
Sebab, pada tahun 1670 terdapat semacam waduk penampungan air dari Ciliwung yang dikucurkan dengan pancuran kayu dari ketinggian 10 kaki.
Dari buku yang sama, keterangan lain menyebutkan nama Glodok diambil dari sebuah jembatan di Kali Besar bernama Jembatan Glodok.
Di Jembatan itu terdapat sejumlah anak tangga.
Penduduk sekitar sering menggunakan tangga itu untuk mandi dan mencuci.
Dalam bahasa Sunda, tangga itu disebut dengan Golodok.
Melihat dari Dekat Gapura Chinatown Jakarta
Gapura Chinatown Jakarta jadi ikon baru di kawasan Pecinan, Glodok Pancoran, Jakarta Barat.
Gapura yang tampak cukup megah dan menawan ini ternyata diukir oleh para pematung I Komang Witantra (44), asal Gianyar, Bali.
Pematung dari Tiga Dimensi Sculpture ini mengatakan awalnya kontraktor Pulau Intan melakukan seleksi pembuatan ukiran gapura itu kepada sejumlah studio sculpture di Bali.
"Ada sekitar 3 atau 4 tim yang diseleksi dan kami yang dipilih," ujar Komang kepada TribunJakarta.com di lokasi Gapura, Pancoran, Glodok, Jakarta Barat pada Selasa (5/7/2022) lalu.
Pihak kontraktor memercayai pengukiran gapura itu kepada Studio Tiga Dimensi Sculpture dari Gianyar.
I Komang Witantra kemudian berangkat ke Jakarta untuk melihat desain gapura yang akan dibuat di China Town Glodok.
"Proses pengerjaannya di Bali dulu, kemudian baru dibawa dan dipasang di Glodok," lanjutnya.
Komang dan tim mengerjakan sesuai dengan pesanan dari kontraktor.
Mereka diberi tugas mengukir ornamen sementara konstruksi dan atap gapura dibuat oleh kontraktor.
Para pematung dari Gianyar itu mengukir ornamen khas Tionghoa di empat pilar Gapura Chinatown Jakarta itu seperti ornamen naga, api dan awan.
Seluruh ornamen diukir di dua pilar berukuran sekitar 6 meter dan dua pilar berukuran 9 meter.
Pilar-pilar gapura itu dikerjakan oleh 19 seniman ukir.
"Masing-masing pilar ada satu naga," pungkasnya.
Diresmikan Anies Baswedan
Adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang meresmikan Gapura Chinatown Jakarta di pecinan itu pada 30 Juni 2022.
Ia bercerita sebenarnya gapura ini sudah ada sejak abad ke-18. Kemudian pada masa kependudukan Jepang, gapura yang asli dihancurkan.
"Sesudah itu gapuranya tidak pernah dibangun kembali. Tahun 2018 sekitar bulan Februari waktu itu, saya datang kemari.
Pak Bambang Soemarko, Pak Anwar, Pak Yusuf waktu itu kita ngobrol sama-sama menyampaikan aspirasi, 'Pak, boleh tidak pak kalau gapura yang dulu ada di sini dibangun kembali?'.
Waktu itu saya katakan boleh sekali," ucap Anies, Kamis (30/6/2022).
Sayangnya, pembangunan gapura yang direncanakan dari 2018 ini sempat tertunda lantaran pandemi Covid-19 dan baru terealisasi di tahun ini.
Anies berharap agar ikon tersebut dapat menjadi salah satu simbol persatuan dan kesetaraan warga di Jakarta.
Pasalnya, konsep rancangan Gapura Chinatown Jakarta ini dinilai unik dari Gapura Chinatown yang ada di belahan dunia manapun.
Bangunan ini bertekstur dari unsur batu (berwarna abu-abu), coklat pada bagian genting, serta unsur warna hijau perpaduan budaya Betawi, dengan tulisan berwarna coklat kayu.
"Bisa kita lihat keunikannya, di sini terlihat tidak ada unsur warna merah atau kuning seperti gapura-gapura kawasan Pecinan pada umumnya.
Itulah pembeda utama Gapura Chinatown Jakarta dengan gapura-gapura pada umumnya.
Di sini terlihat ukiran naga dan unsur awan yang dominan pada gapura, melambangkan kemakmuran dan perlindungan dari Sang Maha Pencipta," ungkapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Asal Usul Nama Glodok di Jakarta Barat, Ternyata Awalnya Bernama Pancoran, [ Ссылка ].
Ещё видео!