Salah satu hal yang mengalami penurunan pada individu dengan ASD adalah keterampilan sosialnya. Keterampilan sosial merupakan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan orang lain pada konteks sosialnya (Suharsiwi, 2015). Keterampilan sosial dapat berupa perilaku spesifik yang menghasilkan interaksi sosial positif dan mencakup perilaku komunikasi interpersonal verbal yang diperlukan dan efektif (Rao, Beidel, & Murray, 2008). Gangguan sosial pada individu dengan ASD beragam dan melibatkan bicara, konvensi linguistik dan interaksi antarpribadi (Williams, Kathleen, & Scahill, 2007).
Sosialisasi dan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain sangat penting dalam kehidupan manusia, yang membutuhkan keterampilan sosial. Sayangnya, gangguan keterampilan sosial tidak hanya menghambat perkembangan anak tetapi juga mengarah pada penolakan dan penerimaan oleh teman, teman sebaya, dan orang dewasa, serta kesepian dan isolasi. Kelemahan lain dari keterampilan sosial yang terganggu termasuk kemajuan akademik yang lemah, kegagalan sosial, kecemasan, depresi, pelecehan, hambatan untuk hubungan sosial, dan isolasi sosial (Golzari & Alamdarloo, 2015).
Ada beberapa gejala umum mengenai permasalahan sosial pada individu dengan ASD, diantaranya ialah kesulitan mengorientasikan rangsangan sosial, memahami ekspresi wajah, dan menanggapi kesulitan orang lain. Individu dengan ASD juga mengalami kesulitan menggunakan tatapan untuk berkomunikasi, memulai interaksi, menggunakan salam yang sesuai, membangun joint attention, menghargai humor konvensional, gangguan pragmatik sosial (mis., turn-take dalam percakapan dan kemampuan untuk mengambil perspektif pendengar), prosodi bicara yang buruk (mis. naik turunnya nada suara dan infleksi yang membantu komunikasi verbal), kecenderungan untuk memikirkan topik-topik tertentu, kesulitan memahami dan mengekspresikan emosi, dan kesulitan menafsirkan bahasa nonliter seperti sarkasme dan metafora (Weiss & Harris, 2001; Williams et al., 2007).
Sosialisasi dan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, Anak-anak dengan ASD memiliki gangguan serius dalam hal ini. Individu dengan ASD menderita konsekuensi langsung dan tidak langsung terkait dengan defisit interaksi sosial. Remaja dengan ASD sering melaporkan keinginan untuk interaksi sosial yang lebih banyak, dan juga mungkin mengemukakan dukungan sosial yang buruk dan lebih kesepian daripada rekan-rekan mereka yang berkembang seperti biasa (Williams et al., 2007).
Untuk anak-anak dengan gangguan ini, defisit keterampilan sosial dapat mempengaruhi interaksi dengan keluarga, teman sebaya, dan orang dewasa lainnya. Pada gilirannya, keterampilan sosial yang terbatas dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mencapai tonggak perkembangan yang normal dan membangun hubungan dengan keluarga dan teman yang memuaskan (Rao et al., 2008). Bila dibandingkan dengan anak-anak sebayanya, anak-anak dan remaja dengan ASD mungkin berisiko lebih tinggi untuk mendapat penolakan teman sebaya dan isolasi sosial. Ada juga bukti bahwa defisit keterampilan sosial pada remaja dengan ASD berkontribusi terhadap prestasi akademik dan pekerjaan. Hal ini dapat menyebabkan masalah suasana hati dan kecemasan kemudian dalam perkembangan (Williams et al., 2007).
Mengembangkan keterampilan sosial anak autis dapat menumbuhkan kepercayaan diri mereka (Suharsiwi, 2015). Anak-anak yang bisa berbicara biasanya lebih mudah untuk menirukan perintah dan belajar berbagai keterampilan sosial dibandingkan dengan anak yang belum. Anak-anak yang masih menggunakan bahasa nonverbal, dapat dikembangkan perilaku sosialnya seperti bersalaman, tersenyum, dan isyarat sosial lainnya (Suharsiwi, 2015).
Program pelatihan keterampilan sosial dirancang untuk mengajarkan anak-anak keterampilan yang diperlukan untuk mengarahkan lingkungan sosial mereka. Keterampilan ini memungkinkan anak untuk berasimilasi ke dalam kelompok teman sebaya dan juga berinteraksi dengan orang dewasa yang dikenal maupun tidak dikenal. Beberapa penelitian telah meninjau keberhasilan literatur untuk program pelatihan keterampilan sosial untuk anak-anak dengan autisme (Rao et al., 2008). Oleh karena itu, intervensi pelatihan keterampilan sosial sesuai diberikan untuk meningkatkan keterampilan sosialnya. Intervensi ini menargetkan perilaku menyapa dan bersalaman.
Lembaga Pelatihan Yayasan Mandiri Autisma Indonesia (YMAI)
Jl. Kp. Nanggewer no.99, RT.003/ RW.008, Nagrak, Kec. Gunung Putri, Kab. Bogor, Jawa Barat 16967
Instagram : [ Ссылка ]
Website : mandiriautisma.org
#MandiriAutismaIndonesia
#TerapiWicara
#3 TERAPI PERILAKU - KETERAMPILAN SOSIAL
Теги
Terapi Sehari Hari AutismaTerapai Perilaku Keterampilan SosialTerapi AutismaYayasan Mandiri Autisma IndonesiaMandiri AutismaYayasan Autisma IndonesiaTerapi Perilaku AutisAutisma IndonesiaTerapi Perilaku ASDTerapi Keterampilan SosialTerapi Keterampilan AutismaTerapi Keterampilan Sosial AutismaTerapi Praktis Autisma