#Galakkan
#Literasi
#Covid-19
#direktoratsekolahdasar
#gemapertiwi2020
#haripahlawan
#cintatanahair
#muhammadiyah
Sebagai anak bangsa berkemajuan harus mampu mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21 melalui pendidikan yang terintegrasi.
Mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan masyarakat.
Bangsa dengan budaya literasi yang tinggi menunjukkan kemampuan bangsa tersebut untuk berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif, komunikatif sehingga dapat memenangi persaingan global.
Penguasaan enam literasi dasar menjadi sangat penting tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat.
Enam literasi dasar mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.
Pelaksanaan literasi di sekolah bisa dilakukan melalui pembelajaran mapel tertentu.
Siswa diberi tugas untuk membaca buku pengetahuan apa saja asalkan bukan yang terlarang.
Tugas membaca buku bisa dilaksanakan di rumah atau di sekolah. Selanjutnya siswa diberi tugas merangkum apa yang sudah dibaca.
Rangkuman ditulis di kertas folio minimal 5 paragraf atau seribu kata. Siswa wajib mengumpulkan rangkuman hasil literasi setiap pembelajaran akan dimulai.
Guru mencatat dan mengarsipkan rangkuman hasil literasi siswa untuk penunjang penilaian
Salah satu di antara enam literasi dasar yang perlu kita kuasai adalah literasi baca-tulis.
Membaca dan menulis merupakan literasi yang dikenal paling awal dalam sejarah peradaban manusia.
Keduanya tergolong literasi fungsional dan berguna besar dalam kehidupan sehari-hari.
Memiliki kemampuan baca-tulis, seseorang dapat menjalani hidupnya dengan kualitas yang lebih baik.
Misalnya, ketika menerima resep obat, dibutuhkan kemampuan untuk memahami petunjuk pemakaian yang diberikan oleh dokter. Jika salah, tentu akibatnya bisa masalah.
Setujukah saudaraku insan pendidikan?
Salam Jurnalis warga, Jatmiko.
Ещё видео!