Subscribe: [ Ссылка ]
Upload Terbaru: [ Ссылка ]
Paling Populer: [ Ссылка ]
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Keterbatasan fisik tak menyurutkan pasangan suami istri (pasutri) Adhari Zilvandana (32) dan Imas Nurhayati (23) untuk membuka usaha hingga bisa berkembang dan bisa mempekerjakan orang lain.
Pasutri asal Perum Kelapa Gading, RT 2/7, Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang ini merupakan penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara. Namun, untuk Imas masih bisa berbicara meskipun sedikit berbeda dengan orang pada umumnya.
Kini, pasutri yang memiliki usaha digital printing itu usahanya semakin maju dan sudah memiliki tempat sendiri serta memiliki karyawan yang juga penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara.
Tempat usaha mereka berada di Kampung Panunjang RT 1/9, Desa Girimukti, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. Disini, mereka memproduksi cashing ponsel, bantal, stiker, dan mug yang ditempel gambar atau foto.
Saat mengerjakan orderan produknya, mereka hanya berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Tetapi, mereka tampak tidak terkendala saat bekerja meskipun memiliki keterbatasan fisik.
Di dalam gedung itu, terdapat beberapa komputer untuk mendesign gambar yang dilakukan oleh Adhari dan satu pekerjanya. Sedangkan pekerja yang lain tampak sibuk menempelkan gambar ke produk yang sudah siap dijual.
"Usaha ini sudah tiga tahun, sampai sekarang masih berjalan," ujar Imas Nurhayati saat ditemui di tempat usahanya, Senin (6/7/2020) sore.
Ia mengatakan, untuk saat ini produknya sudah terjual ke luar daerah seperti yang paling jauh ke daerah Bali dan Maluku. Terkait penjualannyan mereka menggunakan sistem penjualan online.
"Penjualannya online saja, ke Bali, Maluku dan seluruh daerah di Indonesia. Produk yang paling banyak dijual cashing HP dan bantal juga," katanya.
Disinggung terkait penghasilan, Imas mengatakan tergantung banyaknya pesanan, tetapi dia enggan menyebutkan angka pasti berapa produk yang terjual dan penghasilan mereka selama satu bulan.
Untuk cashing ponsel, harga Rp 20 ribu, sedangkan untuk bantal harganya tergantung ukuran. Untuk ukuran 30 X 30 sentimeter Rp 30 ribu, ukuran 30 X 40 sentimeter Rp 40 ribu dan yang paling besar harganya Rp 70 ribu.
"Kalau bantal banyak yang menjadi reseller atau yang beli untuk dijual lagi," ucap Imas.
Untuk mengerjakan semua pesanan, pasturi ini dibantu oleh tiga orang karyawan yang juga tuna rungu dan tuna wicara. Semua karyawannya itu mereka ajak bekerja karena selama ini tidak memiliki pekerjaan.
Bahkan jika usahanya semakin maju, mereka juga ingin kedelannya akan mengajak lagi penyandang disabilitas yang ada di Sumedang untuk bekerja agar orang yang memiliki keterbatasan fisik bisa memiliki pekerjaan.
"Harapannya kedepan, kami ingin terus mempekerjakan penyandang disabilitas," kata dia.
Usaha mereka mendapat perhatian dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sumedang. Mereka mendapat bantuan berupa satu unit komputer dan bantuan usaha serta mendapat pesanan produk yang cukup banyak.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Pasutri Penyandang Disabilitas Ini Buka Usaha Digital Printing, Penjualan Sudah ke Bali dan Maluku, [ Ссылка ].
Penulis: Hilman Kamaludin
Editor: Ichsan
Video Editor: Wahyudi Utomo
MEDIA SOCIAL & WEB Official Website: [ Ссылка ]
Instagram : [ Ссылка ]
Facebook : [ Ссылка ]
Fan Page FB : [ Ссылка ]
#tribunjabarvideo
Ещё видео!