Ibnu Muljam (ʿAbd al-Raḥmān ibn Muljam al-Murādī) adalah seorang anggota sekte Khawarij yang terkenal dalam sejarah Islam karena pembunuhannya terhadap Ali bin Abi Thalib, khalifah keempat dalam Islam dan sepupu serta menantu Nabi Muhammad.
Ibnu Muljam membunuh Ali bin Abi Thalib pada tahun 661 M (17 Ramadan 40 H) di Kufah, Irak. Tindakan ini berakar dari konflik politik dan keagamaan yang terjadi setelah Perang Shiffin, yang memperlihatkan perselisihan antara Ali dan Mu'awiyah bin Abi Sufyan terkait kepemimpinan umat Islam. Perang tersebut berakhir dengan arbitrase (tahkim), yang membuat sebagian dari pasukan Ali merasa kecewa dan memberontak, yang kemudian dikenal sebagai kelompok Khawarij.
Khawarij menganggap Ali telah menyimpang dari jalan yang benar karena setuju untuk berunding dengan Mu'awiyah, yang menurut mereka mengingkari keadilan Ilahi. Mereka percaya bahwa baik Ali, Mu'awiyah, dan Amr bin Ash (juru runding Mu'awiyah) harus dibunuh demi "membersihkan" kepemimpinan Islam. Ibnu Muljam, yang merupakan pengikut Khawarij, bersumpah untuk membunuh Ali sebagai bagian dari rencana mereka untuk melaksanakan apa yang mereka anggap sebagai kewajiban agama.
Ibnu Muljam akhirnya berhasil melukai Ali dengan pedang beracun saat Ali sedang melakukan salat Subuh di Masjid Kufah. Luka tersebut menyebabkan Ali wafat beberapa hari kemudian. Meskipun Ibnu Muljam ditangkap dan dieksekusi atas tindakannya, pembunuhan ini menandai titik penting dalam sejarah Islam, memperdalam perpecahan antara berbagai kelompok Muslim yang berbeda dan memperkuat posisi Mu'awiyah sebagai penguasa.
Meskipun Ibnu Muljam hapal Al-Qur’an, bertaqwa dan rajin beribadah namun semua itu tidak bermanfaat baginya. Ia mati dalam kondisi su’ul khatimah, tidak membawa iman dan Islam akibat kedangkalan ilmu agama yang dimilikinya dan berafiliasi dengan sekte Khawarij yang telah meracuni para pemuda muslim sehingga melakukan aksi-aksi yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama Islam namun justru mengklaim semua itu dalam rangka membela ajaran Allah dan Rasulullah SAW.
Bercermin dari figur Ibnu Muljam tentu kita tidak perlu merasa aneh jika sekarang muncul kelompok-kelompok ekstrim yang mudah memvonis kafir terhadap sesama muslim yang berbeda pandangan melakukan tindakan yang sama persis dilakukan oleh Ibnu Muljam. Mereka mengklaim berjuang menegakkan agama Allah namun faktanya justru menebar ketakutan kepada ummat Islam dan menciptakan konflik internal berdarah-darah yang membuat mustahil membangun persatuan sesama kaum muslimin.
Oleh karena itu menjadi tugas bersama para ulama dan umaro' untuk membentengi kaum muslimin di Indonesia dari ide-ide keagamaan destruktif yang dikembangkan oleh generasi pewaris Abdurrahman bin Muljam dan untuk berusaha keras menghalangi siapapun yang ingin menjadikan Indonesia sebagai ladang subur bagi tumbuhnya kelompok-kelompok khawarij modern yang militan namun miskin ilmu. _Wallahu A’lam_
Ещё видео!