Seorang perempuan berinisial LHI yang mengaku telah menjadi korban pelecehan seksual dan pemerasan saat melakukan rapid test di Bandara Soekarno-Hatta, sudah melaporkan kasusnya itu ke polisi.
Pelaporan itu dilakukan setelah anggota Satreskrim Polres Bandara mendatangi LHI di Bali, Senin (22/9/2020) kemarin.
"Sudah membuat laporan dan sudah diambil keterangan," kata Kasat Reskrim Polres Bandara Soekarno-Hatta, Kompol Alexander Yuriko, Selasa (22/9/2020).
Saat ini polisi melakukan penyelidikan setelah memintai keterangan LHI terkait dugaan kasus pelecehan seksual dan pemerasan tersebut.
"Proses penyelidikan sedang berjalan. Penyelidik akan melakukan upaya yang bisa dan diperlukan untuk membuat terang perkara ini," ucapnya.
Kasus pelecehan seksual ini viral melalui kicauan LHI lewat akun Twitter-nya, @listongs.
Menurut LHI, peristiwa itu terjadi pada 13 September saat dia hendak terbang dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta menuju Nias di Sumatera Utara.
"Saya penerbangannya kan jam 6 (pagi), enggak sempat rapid juga di RS (rumah sakit). Jadi saya di bandara jam 4 pagi, sekalian mau rapid test di bandara," kata LHI kepada Kompas.com, Jumat malam pekan lalu.p
LHI kemudian melakukan rapid test di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, di fasilitas rapid test yang dimiliki Kimia Farma.
Setelah melakukan rapid test, LHI mengatakan, petugas pria yang memeriksanya secara tak terduga melakukan pelecehan seksual.
Awalnya petugas itu mengatakan hasil rapid test LHI reaktif.
"Ya sudah saya mikir enggak jadi ke Nias karena takut nularin juga orang-orang di Nias," kata dia.
Namun, petugas pria itu menyarankan agar LHI lakukan tes ulang dan dia menjamin akan memberikan hasil nonreaktif pada tes kedua itu.
Dia bingung karena merasa ada sesuatu yang tidak beres, tetapi kemudian mengikuti usulan itu.
Setelah LHI mendapat hasil rapid test dengan hasil nonreaktif dan hendak menuju tempat keberangkatan, terduga pelaku rupanya mengejar dan menghampirinya.
Petugas itu, kata LHI, meminta sejumlah uang untuk keterangan nonreaktif yang dikeluarkannya. Korban pun merasa diperas oleh pelaku.
"Orangnya manggil, kemudian ngobrol minta duit gitu," kata dia.
Karena tidak mau ribet pada pagi hari itu, LHI kemudian mentransfer uang sebesar Rp 1,4 juta melalui ponselnya ke rekening pribadi terduga pelaku.
Setelah itu, tanpa diduga, pria tersebut melakukan kekerasan seksual dengan mencium korban dan meraba bagian dadanya. Hal itu membuat korban syok dan trauma.
Kondisi bandara saat itu masih sepi. Waktu masih sekitar pukul 04.00 WIB. Korban yang dalam keadaan syok merasa tidak bisa melawan ataupun teriak meminta tolong.
Setelah tiba di Nias, LHI melaporkan kejadian yang dia alami ke polisi setempat. Namun, polisi setempat menyarankan untuk melapor ke polisi di mana kejadian perkara berlangsung.
Dia kemudian menuliskan apa yang dialaminya di akun Twitter-nya. Dia menampilkan bukti transfer uang ke rekening si terduga pelaku dan pesan teks yang dikirim terduga pelaku ke nomor kontaknya.
#beritahariini
#pelecehanseksual
#bandarasoekarnoahatta
Pelecehan Seksual Rapid Tes Di Bandara Soekarno Hatta
Теги
Pelecehan seksualSeks di bandaraPelecehan seksual di bandaraLHIPelecehan seksual di bandara Soekarno HattaPelecehanPelecehan seksual saat Rapid tespelecehan bandara Soekarno HattaPelecehan Rapid test Twitterpelecehan saat Rapid testPelecehan Rapidseksuallhi pelecehanPelecehan Rapid test bandara TwitterlistongsEko fristsonPelecehan bandarakronologi Pelecehan Rapid testpelecehan di bandara Soetta