Tarian ini menggambarkan sepasang Bidadari / Widyadari / Dedari.
Koreografer: I Wayan Rendi (dari Br. Lebah, Denpasar).
Penata Tabuh: Pan Diya (Ayahanda Ni Kt. Arini, S.ST. dari Br. Lebah, Denpasar), Kicen & Kuna (Keduanya dari Br. Sanur).
Pada Tahun 1950, tarian ini pertama kali diajarkan oleh Pak Wayan Rendi kepada Ibu Wayan Putu Suardani, (yang akrab disapa Bu Mangku Putu) dan Ibu Lenjur (Alm) di Dusun Abianjero, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Setelah menguasai gerak dan hafal gendingnya, kemudian Bu Mangku Putu mengajarkannya kepada Ibu Ketut Catur & Ibu Nyoman Gumbring (Alm) sebagai pasangan pertama penari Legong Kembar Chandra Kanta ini. Pasangan kedua adalah Ibu Nengah Mumbul (Istri Seniman Tabuh Bpk. I Nyoman Lulut) & Ibu Ni Made Gatu. Bu Mangku Putu sendiri pun akhirnya menarikannya berpasangan dengan Ibu Mangku Sari Klempong. Pasangan ke-4 yakni Ibu Ketut Sukanganti & Ibu Nengah Rungih. Lalu diteruskan kepada Ibu Ketut Soni & Teruni dari Basang Alas sebagai pasangan ke-5, dilanjutkan ke Kadek Meyshin & Kadek Manik sebagai penari Legong Kembar ke-6. Kini, menurut Ibu Mangku Putu, tarian ini hampir punah, karena generasi penerus zaman now tidak antusias mempelajari kesenian tradisional, baik seni tari maupun seni karawitan gamelan. Maka dari itu, saya mencoba mengabadikannya, agar bisa dipelajari dan ditarikan kembali oleh siapapun yang berminat melestarikan tarian langka ini.
Ещё видео!