TRIBUN-VIDEO.COM - Mantan Kapolsek Pasirwangi AKP Sulman Aziz menuding Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna memberikan arahan untuk mendukung capres 01, Jokowi.
Instruksi dari Kapolres itu, kata Sulman, adalah jika paslon 01 kalah di wilayah setempat maka para kapolsek di Garut pun akan mendapatkan hukuman.
Bahkan AKP Sulman Aziz menduga ia dimutasi dari jabatannya sebagai Kapolsek Pasirwangi karena mendukung capres 02, Prabowo.
AKP Sulman Aziz dimutasi ke Mapolda Jabar dan menempati jabatan Kepala Seksi Pelanggaran Lalui-lintas di Ditlantas Polda Jabar.
"Saya dimutasikan dari Kapolsek ke Polda Jawa Barat dikarenakan saya berfoto dengan seorang tokoh agama NU Kecamatan Pasirwangi kebetulan sebagai ketua panitia deklarasi Prabowo Sandi yang dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2019," ujar Sulman di Lokataru, Jakarta Timur, Minggu (31/3/2019).
Dikutip dari Tribunnews, Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo menyerukan pihak Mabes Polri untuk menelusuri kebenaran dari pengakuan AKP Sulman Aziz.
"Iya ini kan harus ditelusuri dan diujii kebenarnya dan di polisi punya perangkat namanya Propam barang kali tepatnya Mabes Polri menerjunkan Propam untuk melakukan pemeriksaan apakah laporan itu benar," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/4/2019).
Bambang Soesatyo menuturkan Polri harus melakukan penyelidikan karena tuduhan tersebut bersifat tendensius, atau menyerang.
"Ya kalau pengakuan itu harus dalam pemriksaan lagi. Seseorang ngaku man bisa aja rekayasa sejauh tidak ada bukti-bukti. Saya bisa aja bilang kamu nyuruh saya tapi kan enggak ada bukti-bukti," pungkasnya.
Namun secara tegas Bamsoet yakin institusi Kepolisian akan menjaga kenetralannya demi integritas lembaga tersebut.
"Saya enggak yakin polisi berpihak karena doktrinnya jelas, hukumannya jelas," tutur Bamsoet.
Sementara itu dikutip dari TribunJabar, Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna membantah tuduhan yang ditujukan kepadanya tersebut.
Budi Satria Wiguna menyebut tudingan yang disebutkan AKP Sulman Aziz tidak berdasar.
"Jadi sama sekali tak ada arahan ke sana (mendukung capres 01, Jokowi). Kami hanya fokus pada pengamanan," ungkapnya saat ditemui di rumah dinas Kapolres Garut, Minggu (31/3/2019).
Kapolres juga menilai mutasi yang dilakukan kepada Sulman sudah sesuai dengan aturan, bukan karena pilpres.
"Itu tidak berdasar (mutasi karena berfoto dengan tokoh 02). Setiap bulan kami kumpulkan para kapolsek tapi hanya membicarakan soal pengamanan," ujar Budi Satria Wiguna.
Saat disinggung tudingan itu terjadi karena proses rotasi mutasi jabatan, Budi Satria Wiguna secara tegas menyebut soal rotasi dan mutasi adalah wewenang Polda.
Sementara itu Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko juga membantah isu rotasi jabatan karena beda pilihan pilpres.
"Mutasi hal biasa dalam organisasi dan sebagai penyegaran di tubuh internal Polri. Semua jabatan ada batasannya, tidak mungkin selamanya," ujar Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko.
Terkait mutasi AKP Sulman Aziz yang dinilai demeso (jabatan lebih rendah), Kombes Trunoyudo menyebut hal tersebut wajar di kepolisian.
"Dari kapolsek ke kepala seksi biasa aja, bukan yang luar biasa, bukan pula demosi. Jadi yang bersangkutan ini pengalaman di bidang lalu lintas, jadi di telegramnya, ?dia kompeten membidangi lalu lintas. Di jabatan barunya, dia membidangi urusan penegakan hukum lalu lintas," ujar dia.
Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko juga mengatakan bahwa Polri memiliki mekanisme mengenai konsekuensi hukuman terkait tudingan AKP Sulman Aziz.
"Tentu ada mekanismenya nanti dari fungsi pengawasan karena seluruh personel Polri terikat aturan," ujarnya.(Tribun-Video/Alfin Wahyu Yulianto)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Soal Pengakuan Eks Kapolsek Pasirwangi, Bamsoet: Harus Diuji Kebenarannya, [ Ссылка ].
Ещё видео!