SUASANA KUNINGAN DI PURA TAMAN PULE, DESA MAS UBUD || PARIWISATA BALI
Di kutip dari [ Ссылка ]
Masih Banyak Warih Bandesa Manik Mas Belum Tahu Jati Dirinya.
Organisasi Pasemetonan Pratisentana Bandesa Manik Mas yang disingkat PBMM Pusat, awal Desember 2014 melaksanakana Mahasabha IV di Wantilan Pura Taman Pule Mas Ubud yang dihadiri orang nomor satu di Bali Gubernur Made Mangku Pastika.
Karena dihadiri gubernur, pertemuan ini tentu cukup bergengsi. Pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan pasti akan seru seperti halnya partai politik, dan habis rapat-rapat termasuk dalam pemilihan pengurus pasti akan ada perdebatan sengit. Atau mungkin akan muncul pengurus tandingan terutama dari mereka yang merasa tidak puas dan merasa tidak terwakili. Akhirnya atas restu Ida Bhatara Kawitan, Mahasabha IV PBMM berlangsung sangat akrab dan penuh suasana kekeluargaan.
Apasih PBMM ini, tanya seorang peserta mahasabha asal Bangli yang mengaku baru kali pertama hadir dalam pertemuan ini. Bisa dimaklumi karena Kabupaten Bangli dan Klungkung baru memiliki kepengurusan sejak pertengahan tahun ini.
Ratna Kencana yang mendengar bisikan itu berupaya memaparkan secuil cerita cikal bakal terbentuknya organisasi sosial pasemetonan ini, yang diawali dengan penempatan Ida I Dewa Agung Wijaya Tanu di Kerajaan Timbul (Sukawati) kemudian merasakan dirinya tidak mampu menjalankan pemerintahan sehingga ingin merebut pusaka leluhur Bandesa Manik Mas. Pada saat itu Mas sudah merupakan generasi keenam, dimana kehidupan berjalan sangat baik, rakyat hidup sangat tentram. Keinginan dari Raja Timbul, menguasai Pusaka Nawa Ratna, sangat ditentang oleh Pangeran Mas, karena itulah maka Raja Timbul melakukan penyerangan kewilayah Kerajaan Mas. Penyeranngan pasukan Timbul pada kerajaan Mas menyebabkan terjadinya perang hebat yang dikenal dengan Perang Nabean, yang diperkirakan terjadi tahun 1760 Masehi.
Pada saat perang itu, Pangeran Mas dan seluruh pasukan terbunuh, sementara yang masih hidup melarikan diri keberbagai wilayah menyelamatkan diri dengan menyamarkan identitas diri sebagai warga Bandesa Manik Mas. Sementara itu seluruh harta benda kerajaan termasuk berbagai pusaka kerajaan dirampas dan dibawa kekerajaanTimbul.
Sejak itulah nama Bandesa Manik Mas tenggelam di telan bumi dan nama Bandesa Manik Mas sirna hilang kertaning bhumi diwilayah tanah Bali. Seluruh warga Bandesa dan Brahmana Mas pergi sejauh-jauhnya agar terhindar dari kejaran pasukan Kerajaan Timbul. Peristiwa hilangnya nama Bandesa Manik Mas inilah yang sering dikatakan Bandesa Manik Mas, putung dan tidak ada keturunannya karena putranya perempuan-perempuan saja.
Jadi melihat sejarah tersebut bukan berarti keturunan Bandesa Manik Mas putung, melainkan leluhur kita adalah nyineb wangsa dan nyiwa raga dengan lari keberbagai wilayah seperti keTabanan, Badung, Buleleng, Bangli Karangasem, Gianyar dan kewilayah lainnya dan mereka menetap dengan menggunakan nama dimana mereka menetap sehingga sulit untuk dikenal lagi.
Baru kemudian setelah kerajaan Gianyar dipimpin oleh Ida I Dewa Manggis Shakti pada tahun 1805, mulai mengizinkan warga Bandesa Manik Mas, kembali ke Desa Mas untuk diajak memelihara keberadaan Pura Taman Pule dan Pura Bok Cabe. Setelah 30 tahun berlalu, bertepatan dengan Rabu Pon Kulantir,Sasih Sada tahun 1835, dilakukan sebuah pertemuan di Pura Taman Pule, yang dihadiri oleh sekitar 200 soroh Bandesa yang datang dari berbagai wilayah di Bali yang sudah menyamarkan diri sesuai tempatnya menetap yang dikenal dengan Pertemuan Taman Pule. Dalam pertemuan tersebut kemudian melahirkan sebuah Kerta Semaya yang isinya:
Selalu setia dan bakti pada leluhur.
Menjalankan semua bhisama leluhur.
Selalu setia dan bakti pada trah dalem dimana pun berasal.
Selalu menjaga danbelajar ilmu utama dari keturunan Ida Bhatara Dang Hyang Nirartha utamanya keturunan Bok Cabe.
Seiring dengan berjalannya waktu semakin jelas dan terbukalah penyamaran dari Bandesa Manik Mas. Mereka kemudian kian waktu diharuskan untuk tangkil pada kawitan agar terhindar dari kutukan leluhur. Oleh karna itulah diperlukan adanya sebuah paiketan yang bertujuan memberikan solusi, tuntunan bagi mereka yang belum mengenal warganya dan memberikan tuntunan bagi mereka yang telah tahu nama warganya namun belum tahu kemana seharusnya melakukan sembah bakti.
Ещё видео!