Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Tanita Pattiasina
TRIBUN-VIDEO.COM - "Orang tua dulu-dulu itu besarkan kita dengan bikin Sagu seperti ini,"
Sepenggal kalimat dari Ris Talahatu saat mengantarkan TribunAmbon.com melihat proses pembuatan Sagu secara Tradisional di Negeri Rutong, Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon, Rabu (3/8/2022).
Dengan senyum yang sumringah hingga matanya yang bulat mulai mengecil, Talahatu menjelaskan satu demi satu proses pengolahan Ssgu secara Tradisional di Negeri Rutong.
Ayah empat orang anak ini mengakui, banyak dari rekan-rekannya telah beralih menggunakan mesin.
Tak heran, pengolahan sagu secara modern lebih menghemat waktu dan tenaga.
"Disini juga ada yang sudah modern olah sagu, pake mesin memang lebih cepat," kata Talahatu.
Namun baginya, proses pengolahan sagu tak hanya berbicara soal mencari nafkah.
Tapi juga sebuah tradisi turun temurun.
Pria yang lahir 77 tahun lalu ini, sudah kental dengan alat-alat tradisional berbahan dasar alam yang dipergunakan untuk mengolah sagu.
Mulai dari Nani yaitu alat pemukul sagu.
Sahani yakni wadah penyaring sagu hingga Tumang tempat menaruh sagu yang sudah diolah, yang membuat sagu sering disebut Sagu Tumang karena wadahnya.
"Orang tua kita dulu berjuang besarkan kita seperti ini, bahkan jalan 20 kilo untuk jual sagu ke orang-orang di kota. Olah sagu atau biasa kita bilang mulai pukul sagu masih dengan tradisional ini supaya meneruskan tradisi," kata pria yang juga berkebun dan nelayan ini.
Talahatu mengatakan pohon sagu itu beragam manfaat, tak hanya bagian dalamnya yang di ambil, mulai dari daunnya hingga kulitnya bisa diolah menjadi beragam manfaat.
Bahkan ampas sagu bisa digunakan untuk memberi makan hewan.
Dia hanya berharap Pemerintah juga bisa lebih memperhatikan kondisi petani Sagu, dan pemanfaatan sagu diluar sana.
Apalagi menurutnya banyak pohon sagu yang mulai mengering karena pasaran yang mulai berkurang.
"Pohon sagu banyak yang sudah mengering, ini juga menjadi pertanyaan buat kita, kenapa bisa? Ini karena pasaran mulai berkurang. Di Negeri sini kita sudah mengolah menjadi beragam makanan inovasi dari Sagu. Mungkin Pemerintah bisa membantu mengolah, memberi wadah, agar Sagu bisa lebih berkembang," harap Talahatu.
Diluar dari itu, Talahatu juga mengatakan ia akan senang menjelaskan bila siapapun datang dan ingin tahu proses pembuatan Sagu secara Tradisional di Negeri Rutong.
"Saya bikin sagu dengan saya teman, biasa banyak yang datang untuk tanya-tanya cara bikin sagu secara tradisional, biasanya mahasiswa yang datang, tapi siapa saja yang mau datang tanya, katong kasih jelaskan," kata Talahatu. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunAmbon.com dengan judul Kisah Talahatu Anak Negeri Rutong Bertahan Mengolah Sagu Secara Tradisional Demi Teruskan Tradisi, [ Ссылка ].
Penulis: Tanita Pattiasina | Editor: Salama Picalouhata
Website [ Ссылка ]
Twitter [ Ссылка ]
Facebook [ Ссылка ]
Instagram [ Ссылка ]
TikTok [ Ссылка ]
#TribunAmbon #TribunNews #BeritaAmbon #AmbonTerkini #MalukuTerkini #Viral #BeritaViral
Ещё видео!