KOMPAS.TV - Salah satu saksi nyata dahsyatnya tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 adalah "Boat di Atas Rumah" yang terletak di Gampong Lampulo, Banda Aceh.
Kapal kayu milik nelayan ini terbawa gelombang tsunami sejauh satu kilometer dari tempat docking hingga tersangkut di lantai dua rumah milik warga, Misbah dan Abasiah.
Kapal ini memiliki panjang 25 meter, lebar 5,5 meter, dan berat 20 ton.
Ketika tsunami melanda, kapal tersebut menjadi tempat perlindungan bagi 59 warga, termasuk Bundiyah binti Sahan, yang kini berusia 75 tahun dan masih mengingat jelas momen pilu tersebut.
Bundiyah, yang dikenal sebagai Wak Kolak, bersama puluhan warga lainnya naik ke atas kapal ini saat tersapu gelombang dari pelelangan ikan Lampulo.
Kini, menjelang peringatan 20 tahun tsunami Aceh, lokasi "Boat di Atas Rumah" menjadi destinasi wisata tsunami yang ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Gampong Lampulo, yang terletak di pesisir pantai, merupakan salah satu wilayah yang mengalami kerusakan parah akibat tsunami.
"Boat di Atas Rumah" kini tidak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga pengingat akan dahsyatnya bencana yang melanda Aceh dua dekade silam.
#aceh #boattsunami
Baca Juga Strategi Energi Terbarukan dan Ramah Lingkungan Indonesia di [ Ссылка ]
Artikel ini bisa dilihat di : [ Ссылка ]
Ещё видео!