Samin Soerosentiko, Robin Hood dari Blora dibuang Belanda ke Padang / Lubang Mbah Soero
#mbahsoero #sawahlunto #saminsoerosentiko
---
Halo penonton, jangan lupa pencet tanda like, beri komentar dan klik subscribe. Semoga akun ini berkembang lebih baik lagi. Terimakasih.
---
Mbah Soero atau Samin Soerosentiko adalah pejuang buruh kerja paksa pada masa penjajahan Belanda. Samin Soerosentiko lahir dan besar di Blora, Jawa Tengah. Dia dikenal memiliki kesaktian dan sangat heroik melawan Belanda.
Kisah Samin atau mbah Soero ibarat tokoh Robin Hood di Inggris. Nama mbah Soero diabadikan pada lubang bekas tambang batubara di Ombilin Sawahlunto, Sumatra Barat. Di sanalah dia dipaksa bekerja bersama ribuan orang tahanan lainnya.
Lubang mbah Soero adalah bagian situs wisata museum tambang batubara Sawahlunto. Terowongan sepanjang 185 meter ini dibangun pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, tahun 1898. Cerita tentang Mbah Soero menjadi latar menarik dari kehadiran museum setelah United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan Kota Tambang Sawahlunto sebagai Situs Warisan Dunia.
Selain Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto, terdapat 35 situs lain di dunia yang ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO pada 2019.
Perkembangan kota ini dimulai saat ahli geologi WH de Greve menemukan potensi besar kandungan batubara di tempat tersebut pada tahun 1868, tepatnya di tepi Sungai Ombilin.
Tambang batubara Ombilin dibangun pada 1888. Mengutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pembangunan tersebut berjalan hingga 1891 dan mulai berproduksi pada 1892.
Mbah Soero alias Samin Soerosentiko. Ketika muda dia bernama Raden Kohar yang berani melawan kebijakan pemerintah Belanda demi membantu para petani. Perlawanannya dilakukan tanpa kekerasan sejak 1890 didukung oleh para pengikutnya. Ajaran dan gerakan Samin menyebar sampai ke sejumlah daerah di Jawa.
Aksi penolakan Samin untuk membayar pajak dinggap pembangkangan. Pimpinan Belanda marah, lalu membuang Samin ke Padang sekitar 1901 sampai meninggal pada tahun 1914. Samin bersama ribuan tahanan lainnya dipaksa bekerja sebagai kuli "Kerja Paksa" pada tambang batu-bara Ombilin di Sawahlunto.
Lubang Mbah Soero" awalnya bernama Lubang Sugar, nama lubang pertama dari beberapa lubang tambang yang dibuat. Tahun 2016 penambangan batubara itu dihentikan. Kemudian dibersihkan dari sisa-sisa tengkorak manusia, lubang itu mulai dijadikan destinasi wisata pada 23 April 2008.
Yang unik dari kisah "Robin Hood" dari Blora ini, dia dianggap memiliki ilmu meloloskan diri dari penjara berkali-kali. Sehingga Belanda mengikat Samin dan pengikutnya, pakai rantai besi pada bagian tangan dan kaki.
Hanya ketika menggali lubang di tambang, rantai tangan mereka dilepaskan. Namun kaki tetap terikat. Selesai bekerja dan masuk ke dalam tahanan, kaki dan tangan mereka kembali dirantai. Kelompok Samin disebut sebagai "orang rantai", yang dianggap sakti.
Sukadi adalah cucu Mbah Soero, yang masih hidup dan tinggal di dekat bekas tangsi "orang rantai" di Sawahlunto.
Saya menjumpai Sukadi yang pada April 2021. Dia berharap agar Mbah Suro kakeknya yang tak diketahui makamnya itu diberi gelar pahlawan oleh pemerintah Indonesia. Dia juga mengajukan protes kepada pemerintah Belanda.
Berbagai versi menyebut bahwa Mbah Suro alias Samin Surosentiko atau Raden Kohar meninggal di Padang tahun 1914. Tetapi ada juga yang menyebut jika Mbah Suro tidak pernah mati.
Ещё видео!