MOMEN LANGKA TAHUN INI: KERETA API LANGKA DI JALAN RAYA PADA MALAM HARI!
Kota Solo atau Surakarta dalam dunia perkeretaapian Indonesia memiliki posisi yang penting. Selain itu, di kota ini, terdapat jalur kereta api yang cukup unik. Jalur tersebut adalah jalur dari stasiun Purwosari menuju ke stasiun Wonogiri. Yang unik dari jalur ini adalah sebagian jalur yang berada di samping jalan raya yakni Jalan Slamet Riyadi, jalan utama di kota Solo. Pengguna tetap jalur ini adalah KA Perintis Batara Kresna yang menggunakan armada railbus. Terkadang, KA ini juga menggunakan armada cadangan lain ketika railbus sedang menjalani perbaikan atau perawatan. Selain railbus, pengguna yang cukup sering lainnya adalah KA Wisata Jaladara, berupa lokomotif uap yang menarik gerbong kuno. Tentunya, ini menjadi pemandangan unik untuk warga sekitar jalur rel. Namun demikian, pengguna jalur ini tidak hanya kedua KA tersebut. Di waktu tertentu, terutama ketika sedang ada perbaikan jalur atau perawatan jalur, melintaslah armada khusus untuk itu. Misalnya saja KLB angkutan baru kricak ini. Kereta ini berupa gerbong besar berisi batu kricak dan cukup panjang. Kemudian, ada pula kereta luar biasa angkutan rel dan wesel menggunakan lokomotif dan gerbong datar. Biasanya setiap tahun kereta berat seperti ini melintas dan membuat suasana kota semakin unik.
Beberapa kesempatan, kereta api unik ini melintas di siang hari. Momen langka terjadi ketika pada pertengahan Februari ini kereta api luar biasa berupa lokomotif dan gerbong melintas pada malam hari. Kabarnya, akan ada upgrade jalur di Wonogiri. Oke, kita langsung saja menuju ke kawasan jalan Slamet Riyadi. Momen ini terjadi sekitar pukul tujuh malam. Nampak lokomotif CC201 menarik satu gerbong berisi wesel, rel, dan kerangka jembatan. Kereta api melaju menembus kepadatan lalu lintas malam di kota Solo sambil membunyikan klakson. Beberapa saat kemudian, kereta api unik ini tiba di stasiun Solo Kota. Tanpa berhenti lama, kereta api segera diberangkatkan ke stasiun Wonogiri.
Videografer: Joscha Alverano, Mikael Rinto

свернуть