TRIBUN-VIDEO.COM - Isu dukungan Presiden Joko Widodo untuk bakal calon presiden (capres) Partai Gerindra, Prabowo Subianto, semakin kencang berembus.
Desas-desus tersebut bermula dari kemesraan keduanya baru-baru ini.
Sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo kerap mendampingi Jokowi dalam berbagai kunjungan kenegaraan.
Belakangan, keduanya intens bertemu secara empat mata.
Selama Juni 2023 saja, pertemuan dua elite politik tersebut dilakukan sebanyak tiga kali.
Kehangatan Jokowi dan Prabowo ini pun membuat elite PDI-P berulang kali angkat bicara.
Partai banteng dinilai tengah “kepanasan” karena kedekatan keduanya.
Sementara, PDI-P membantah spekulasi terkait kemesraan Jokowi dan Prabowo belakangan ini.
Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menilai, tak ada yang spesial dari kedekatan keduanya.
“Menurut saya itu satu hal yang wajar dilakukan oleh presiden, walaupun kemudian diartikan berbeda ya monggo saja,” ujar Puan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (20/6/2023).
Menurut Puan, sikap hangat Jokowi tak hanya ditujukan ke Prabowo.
Secara pribadi, Puan juga merasa dekat dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
“Buktinya, menurut saya, setiap acara yang saya hadir dengan Pak Jokowi, Pak Jokowi juga akrab sama saya,” tuturnya.
“Itu kan sesuai dengan posisi beliau sebagai presiden di mana setiap ada kesempatan untuk bisa berdialog, berbincang,” imbuh anak bungsu Megawati Soekarnoputri itu.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto juga membantah dukungan Jokowi bercabang ke Prabowo.
Menurut Hasto, Jokowi sejalan dengan PDI-P, mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres Pemilu 2024.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, bantahan berulang elite PDI-P soal dukungan Jokowi buat Prabowo menyiratkan sinyal kekhawatiran partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.
Padahal, bantahan tersebut tak mampu menampik kemesraan Jokowi dan Prabowo belakangan ini.
“Gencarnya PDI-P yang menyatakan dukungan Jokowi hanya untuk Ganjar merupakan respons cepat PDI-P yang sedang ketar-ketir untuk mengantisipasi manuver Prabowo dan Gerindra yang mencoba mengkapitalisasi kedekatannya dengan Jokowi,” kata Umam dikutip dari Kompas.com, Jumat (7/7/2023).
Kedekatan Jokowi dan Prabowo bahkan terekam lewat baliho hingga billboard yang tersebar di berbagai penjuru negeri.
Khususnya di wilayah basis pemilih loyal Jokowi sepertinya Solo Raya di Jawa Tengah dan wilayah Arek serta Mataraman di Jawa Timur.
Menurut Umam, upaya ini sengaja dilakukan sebagai bagian dari strategi politik Prabowo untuk mengambil alih basis pemilih loyal Jokowi.
Umam menilai, langkah Prabowo dan Gerindra dalam memanfaatkan situasi ini tak lepas dari sikap diam dan ketidakjelasan Jokowi terkait dukungan terhadap kandidat capres Pemilu 2024.
“Kondisi itu tengah dimanfaatkan dengan baik oleh Prabowo utk mengakselerasi elektabilitasnya, dengan mengonsolidasikan basis pemilih loyal Prabowo dan ceruk pemilih loyal Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019, yang dulu berbenturan satu sama lain,” ujar Umam.
Umam menilai, sikap diam Jokowi ini bisa dimaknai sebagai pembiaran terhadap langkah dan strategi politik Prabowo.
Pada akhirnya, langgam tersebut sangat mungkin merugikan kepentingan PDI-P dalam pencapresan Ganjar.
Oleh karenanya, jika isu kemesraan Jokowi dan Prabowo ke depan semakin besar, menurut Umam, PDI-P sangat mungkin bergerak “menertibkan” Jokowi, agar tegak lurus dengan keputusan Megawati, mendukung pencapresan Ganjar.
“Jika PDI-P juga membiarkan ketidakjelaskan sikap Jokowi, perlahan atau pasti hal itu akan menghadirkan risiko dan konsekuensi besar bagi agenda kepentingan PDI-P pada Pilpres 2024,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketar-ketir PDI-P di Tengah Desas-desus Dukungan Jokowi buat Prabowo…", Klik untuk baca: [ Ссылка ]-.
Penulis : Fitria Chusna Farisa
Editor : Fitria Chusna Farisa
Vp: Difa Isnanei
Ещё видео!