@BaliDocument
#DesaPegayaman
#MuslimBali
#BulelengBali
Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Kabupaten Buleleng, Sabtu (23/4/2022) melaksanakan Safari Ramadhan di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Hadir dalam Safari Ramadhan dan Buka Puasa Bersama tersebut Kapolres Buleleng, AKBP Andrian Pramudianto, Dandim 1609/Buleleng, Letkol Arh. Tamaji, dan Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna.
Rombongan Forkompimda disambut Penghulu/Imam Desa Pegayaman yang juga selaku Ketua Adat Desa Pegayaman, H. Abdul Ghofar Ismail, pengurus Takmir Masjid Jami’ Safinatussalam, serta tokoh-tokoh masyarakat Pegayaman lainnya. Acara Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama dilaksanakan di Masjid Jami’ Safinatussalam Desa Pegayaman.
Begitu memasuki masjid yang tengah direnovasi tersebut, Kapolres dan Dandim tampak mengagumi Desa Pegayaman. Dari atas masjid tampak view yang begitu menawan. Apalagi di sebelah utara, tampak di kejauhan hamparan laut Buleleng yang biru dan kota Singaraja.
Pemandu acara Muhammad Qosim menjelaskan bahwa Pegayaman merupakan desa tua di Bali yang ada sejak 1648. Desa Pegayaman penduduknya muslim. Menurutnya, Islam yang berkembang di Desa Pegayaman adalah toleran. Karena itu, tidak pernah terjadi konflik agama dengan desa tetangga yang beragama Hindu.
Kapolres Buleleng, AKBP Andrian Pramudianto, yang sudah ketiga kalinya berkunjung ke Desa Pegayaman mengaku di Buleleng ada desa yang unik. Misalnya dalam soal nama warga desa, ada nama Bali seperti Wayan, Nengah, Ketut, tapi diikuti dengan nama Islam. “Saya ceritakan kepada Pak Dandim, di sini penduduknya 100 persen Muslim. Beliau sempat kaget,” kata Kapolres AKBP Andrian Pramudianto.
Sementara Dandim 1609/Buleleng, Letkol Arh. Tamaji, mengaku takjub begitu datang di Pegayaman dan bertemu masyarakat Pegayaman. Ia juga memuji kopi Pegayaman yang dinilai cita rasanya mantap. Ia mengaku baru tahu tentang Desa Pegayaman karena baru bertugas di Buleleng. Dandim asal Sidoarjo ini berjanji nanti akan datang lagi ke Pegayaman pada lain kesempatan.
Dandim Letkol Arh. Tamaji hanya berpesan, masyarakat Pegayaman harus tetap toleran dan hidup berdampingan secara damai dengan masyarakat lain. “Jangan sampai ada singgungan atau gesekan masalah agama. Jalin hubungan yang baik dengan masyarakat lainnya. Bergaul bersama mambangun Buleleng ini menjadi kabupaten yang maju,” katanya.
Sementara Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna, menjelaskan kepada Kapolres dan Dandim bahwa Desa Pegayaman merupakan desa yang khas yang ada di Kabupaten Buleleng. Menurutnya, Pegayaman mempunyai kearifan lokal yang ada yang sangat khas di Buleleng, bahkan di Bali.
Dikatakan, akulturasi budaya antara Islam dan Bali terjadi. Misalnya dalam penamaan anak, ada nama Bali-nya misalnya Wayan, Nengah, Ketut dan ada nama Islamnya. Misalnya Wayan Muhammad, dan seterusnya.
“Pegayaman mempunyai sejarah yang panjang bersama perjalanan Kerajaan Buleleng. Para pendiri Desa Pegayaman merupakan bagian dari pasukan yang dibangun Raja I Gusti Ngurah Panji Sakti, pendiri Kerajaan Buleleng,” jelasnya.
Supriatna juga terima kasih kepada masyarakat Pegayaman atas sambutannya dalam Safari Ramadhan tersebut. Ia juga memberi perhatian kepada Masjid Jami’ Safinatussalam yang kini tengah direnovasi. “Ini sangat megah meskipun belum selesai. Desainnya bagus. Kapasitasnya luas. Sebuah kebahagiaan buat saya bisa silaturahmi di sini,” katanya.
Ia juga berjanji untuk ikut memperjuangkan pengajuan bantuan dana kepada Pemkab Buleleng. Bahkan bukan hanya ke Bupati Buleleng, tetapi akan menyampaikan kepada Gubernur Bali, Wayan Koster, untuk bisa membantu renovasi Masjid Jami’ Safinatussalam agar cepat rampung.
Dalam Buka Puasa Bersama tersebut berbagi menu takjil dan lauk pauk disajikan. Sambil menyantap takjil dan makanan, tampak Kapolres, Dandim dan Ketua DPRD Buleleng ngobrol sangat akrab dengan tokoh-tokoh Pegayaman. Acara Safari Ramadhan juga diisi dengan pemberian bingkisan sembako kepada lansia dan anak-anak yatim piatu. (bs)
Ещё видео!