📌 Keran impor dibuka saat petani sedang panen susu‼️🤔🤔🤔
80% untuk Quota Impor, Beginilah Nasib Peternak Susu Lokal
"Mbak, kenapa susunya dibuang percuma? Mending disedekahkan aja biar lebih bermanfaat."
"Mbak, kenapa gak dijual murah aja? Kan lumayan tetep dapat duit meskipun seuprit daripada enggak sama sekali."
"Mbak, kenapa nggak dibikin yogurt kek, keju kek, kefir kek, apa kek. Kreatif dikit gitu lho."
Dan sebagainya, dan sebagainya....
Hadeeeehhh, emang paling enak kalau nyacat dan cuma ngomong doang.
Sini, sini pada ngumpul semua. Biar bisa faham mengapa peternak memilih membuang susu segarnya.
Jadi begini, kalau masalah sedekah, tanpa disuruh pun kami sudah gerak. Yang sudah berteman lama pasti faham ya kalau kegiatan kami mayoritas menyalurkan sedekah.
Tapi masalahnya adalah kuota susu banyaaaaakkkkkkkk sekali. Bisa bayangin gak sih kalau hampir satu gunung Merbabu itu warganya memelihara sapi perah semua? Bisa bayangin gak berapa ton susu yang diproduksi?
Bisa bayangin gak gimana gempornya kalau kudu nyedekahin semua? Butuh berapa tanki? Butuh berapa alat transportasi? Berapa besar biayanya? Duitnya darrriiiii mannnaaaaaa????
Asli eneg banget dengan komen asal njeplak yg nyuruh nyedekahin susu. Tanpa disuruh pun kami sudah gerak nyedekahin susu semampu kami. Tak hanya untuk Ponpes umat Islam. Tapi juga mengantarkan sedekah susu tersebut ke Panti Wredha Salib Putih.
Terus ada yang nyuruh menjual obral susu aja.
Iya tau banget mending dijual daripada dibuang. Anak SD juga tau.
Masalahnya adalah siapa yang mau beli susu berton-ton? Padahal kalau nggak cepet-cepet dijual dan dimasukkan ke freezer, susu bakal basi. Susu segar itu cepat basi. Sehingga butuh penanganan khusus jika harus dijual dalam jangka waktu lama dan jarak jauh.
Terus ada yang komen juga kudu dibikin keju lah, yogurt lah, kefir lah, embuh lah.
Wooiiiiii Painem, belajar bikin produk turunan susu itu butuh waktu. Juga butuh keahlian tertentu. Bukan asal simsalabim langsung jadi.
Sorry jadi esmoni.
Lah, soale netijreng malah memojokkan dan sok tau. Padahal kami yg disini lebih faham bagaimana harus memperlakukan susu agar kualitas terjamin.
Asal tau aja, sudah sekitar 10 hari peternak susu area Merbabu menangis. Karena setoran susu ke KUD dibatasi.
KUD membatasi jumlah setoran juga karena pabrik membatasi kuota setoran. Dan ini semua gara-gara IMPOR SUSU !!!
For your information, bahwa 80% susu segar yang masuk pabrik itu adalah susu impor. Jadi peternak lokal hanya mendapat jatah 20% saja. Ngeri gak sih? Kayak jaman VOC aja.
Bisa bayangin gak betapa nelangsanya peternak susu? Sudah capek-capek ngarit, mandiin sapi, mbersihin kandang, memerah susu pagi & sore terus setelah itu susunya nggak laku...
Capek? Iya pastilah mereka capek lahir batin....nangis darah....serasa dikhianati oleh bangsa sendiri....
Nb : Status mb widi astuti peternak lokal boyolali
Ещё видео!