Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat semakin meruncing. Amerika Serikat mengklaim, telah menewaskan jendera pasukan elite Iran, dalam sebuah serangan. Iran pun bertekad membalas dendam. Disisi lain, Pemerintah Indonesia meminta, masing-masing pihak bisa menahan diri.
Kepala pasukan elite Iran, Jenderal Qassim Soleimani, tewas dalam serangan udara, yang dilakukan Amerika Serikat. Serangan yang juga menewaskan wakil komandan milisi Irak dukungan Iran ini , terjadi di Bandara Internasional Baghdad, saat sebuah serangan udara menyasar konvoi mobil yang ditumpangi sang jenderal.
Gedung Putih dan Pentagon telah mengonfirmasi, bahwa militer Amerika Serikat-lah yang bertanggung jawab atas kematian Soleimani.
Dalam kicauannya, akun resmi Gedung Putih menulis bahwa Soleimani secara aktif merencanakan penyerangan diplomat Amerika Serikat di Irak dan wilayah Timur Tengah.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dalam pernyataannya menuduh Soleimani menyetujui serangan terhadap kedutaan Amerika Serikat, di Baghdad pada 1 Januari lalu.
Kemarin, sejumlah serangan roket mulai menghantam zona hijau di distrik al-jadiriya, Baghdad, Irak, tempat di mana Kedutaan Besar Amerika Serikat, dan pangkalan Balad berlokasi, setelah Iran menyatakan balas dendam atas kematian Jenderal Qassem Soleimani.
Pasca-serangan roket itu , pemerintah Amerika Serikat kembali mengirimkan pasukan dari divisi lintas udara Angkatan Darat, ke Kuwait. Pengerahan Angkatan Darat , yang diterbangkan dari Fort Bragg, North Carolina ini merupakan bagian dari penempatan 650 personel yang sudah dikirim sebelumnya.
Saling serang antara Iran dan Amerika Serikat belakangan ini, awalnya dipicu serangan terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Kirkuk, Irak, yang menewaskan seorang kontraktor dan melukai empat tentara Amerika Serikat. Amerika Serikat menuding serangan itu dilakukan milisi yang telah dibekingi Iran.
Ещё видео!