Nasib Musso, Mati Ditembak Lalu Dibakar
Mengerikan nasib Musso gembong PKI didikan Moskow. Setelah mati mayatnya dibakar. Begitulah akhir dari nasib Musso setelah datang dari Moskow lalu mengobarkan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun tahun 1948.
Musso yang pernah satu kosan dengan Bung Karno itu mati mengenaskan dengan cap pengkhianat negara. Dicap sebagai pemberontak.
Dikutip dari buku," Orang-orang Dipersimpangan Kiri Jalan," yang ditulis oleh Soe Hoek Gie, setelah Madiun diserbu oleh pasukan Siliwangi dari front Barat dan pasukan TNI serta Brimob dari front timur, para gembong pemberontak PKI kocar-kacir melarikan diri.
Satu persatu daerah yang awalnya dikuasai gerombolan pemberontak jatuh ke tangan pasukan pemerintah Republik Indonesia. Salah satunya adalah daerah Dungus dan Ponorogo. Setelah Dungus dan Ponorogo jatuh ke tangan pasukan republik, maka dimulailah pelarian dari tokoh-tokoh pemerintah Soviet Indonesia atau pemerintah Fron Nasional.
Mereka bergerak dalam pasukan-pasukan besar dan mencoba menghindari pertempuran-pertempuran dengan Siliwangi dan pasukan republik lainnya. Mereka percaya bahwa tenaga mereka harus dipelihara untuk "main kartu" kembali jika Belanda menyerang pemerintah Republik Indonesia.
Kadang-kadang mereka melakukan penghadangan-penghadangan serta membunuh pejabat-pejabat pemerintah. Di antara jalan Madiun-Solo, pasukan-pasukan komunis ini menghadang iring-iringan TNI. Bahkan, mereka menghadang bekas Gubernur Suryo dari Jawa Timur.
Tapi tanpa kenal lelah, pasukan republik terus mengejar dan menghajar pasukan merah. Pengejaran-pengejaran TNI tanpa kenal lelah ini membuat pasukan-pasukan pemberontak FDR/PKI terpecah-pecah.
Mereka dikejar dan dikepung.
Pengepungan-pengepungan yang dilakukan TNI pun banyak membinasakan satuan-satuan pasukan PKI. Kecuali pasukan-pasukan Sudiarto dan Sutoyo di daerah Pati.
Setelah pasukan-pasukan pemberontak terkepung dan terputus-putus, Musso, salah satu gembong utama pemberontakan PKI Madiun mengembara seorang diri. Mungkin ia ingin menghilang ke tengah-tengah masyarakat ramai.
Pada suatu Minggu, 31 Oktober 1948, ketika Musso sedang berjalan kaki di Desa Balong, ia dihentikan oleh dua orang petugas keamanan desa. Mereka curiga melihat badan Musso yang segar dan sehat serta kakinya bersih kekuning-kuningan.
Musso diminta untuk menunjukkan surat-surat keterangan. Seorang petugas keamanan memeriksa buntelan sarung Musso yang berisi jas hujan, sedangkan seorang lagi memeriksa surat-surat yang diserahkan Musso.
Tiba-tiba Musso merampas sarungnya dan menembak si pemeriksa. Musso kabur dan merebut sebuah sepeda untuk mempercepat larinya. Kemudian, ia bertemu sebuah dokar.
Kusir dokar ditodong oleh Musso dan dipaksa melarikan dokarnya dengan ancaman senjata. Petugas-petugas keamanan desa segera menelepon desa-desa di sekitarnya.
Pengejaran-pengejaran pun dilakukan sementara TNI dihubungi. Dokar itu kemudian menjumpai sebuah mobil. Musso pindah dan menodong penumpang mobil.
Mereka adalah pasukan dari Batalion Sunandar. Walaupun mereka bersenjata, mereka tidak sempat bertindak. Todongan pistol Musso lebih cepat.
Celaka bagi Musso rupanya belum selesai. Mobilnya tidak mau hidup ketika di-starter. Prajurit-prajurit yang sebelumnya diancam leh todongan pistol, telah siap dengan senjata mereka. Salah seorang dari mereka menembak dengan sten, meminta agar Musso menyerah.
"Engkau tahu siapa saya? Saya Musso. Engkau baru kemarin jadi prajurit dan berani meminta supaya saya menyerah pada engkau. Lebih baik mati daripada menyerah, walau pun bagaimana saya tetap merah putih," teriak Musso dengan pongahnya.
Menurut Soe Hoek Gie, karena prajurit ini tidak bermaksud menembak mati Musso, Musso lari ke desa terdekat. Sementara itu, pasukan-pasukan bantuan di bawah Kapten Sumadi telah datang. Lalu Musso bersembunyi di sebuah kamar mandi dan tetap menolak menyerah.
Karena jengkel Musso tak mau menyerah, pasukan TNI yang mengepungnya memberondongkan peluru. Akhirnya, Musso ditembak mati.
"Mayatnya dibawa ke Ponorogo, dipertontonkan, dan kemudian dibakar," tulis Soe Hoek Gie.
Ещё видео!