Distribusi vaksin menjadi sorotan seiring dimulainya program vaksinasi massal Covid-19 di seluruh Indonesia. Sebab, ketidakhati-hatian pun kelalaian dalam pemindahan serta penyimpanan vaksin dari satu pulau ke pulau lain, bisa menyebabkan vaksin rusak.
Untuk mengetahui kondisi di lapangan, wartawan Hidayatullah mengikuti pengantaran vaksin Covid-19 buatan perusahaan China Sinovac itu ke Pulau Aceh menggunakan kapal penumpang.
Perjalanan menuju Pulau Aceh ditempuh dengan waktu kurang dari dua jam, jika kondisi laut sedang bersahabat. Namun, jika ada cuaca buruk dan gelombang tinggi, perjalanan akan memakan waktu tiga sampai empat jam.
Dengan durasi perjalanan selama itu, Arina rela memangku kotak biru berisi vaksin demi memastikan rantai dingin tetap terjaga.
"Spesial kali kalau vaksin itu. Karena yang kita berikan itu kan untuk keluarga kita juga, warga itu keluarga kita. Jadi apapun yang kita berikan untuk mereka sama dengan yang kita berikan untuk keluarga kita," kata Arina Astuti, Koordinator Imunisasi Puskemas Pulo Aceh.
Kepala Puskesmas Pulo Aceh, Misriadi, mengatakan proses pendistribusian vaksin dengan menggunakan transportasi umum sesungguhnya tidak sesuai karena vaksin harus dijaga kesterilannya. Namun, dia tidak punya pilihan lain.
"Sebenarnya itu bukan situasi yang sesuai. Bukan membawa vaksin saja. Misalnya kita mau membawa obat, kalau dengan situasi seperti itu kurang aman memang. Apalagi vaksin, kan tidak mungkin di tempat umum, ada orang ramai, jadi itu memang kurang aman. Cuma mau tidak mau karena kita kendala, karena belum punya angkutan sendiri atau ambulans laut," kata Misriadi, Kepala Puskesmas Pulau Aceh.
Namun demikian, pihak Dinas Kesehatan Aceh Besar mengklaim bahwa proses distribusi vaksin Covid-19 ke Pulau Aceh sudah sesuai dengan prosedur yang mereka miliki.
============
Berlangganan channel ini di: [ Ссылка ]
Instagram: [ Ссылка ]
Twitter: [ Ссылка ]
Facebook: [ Ссылка ]
#bbcindonesia
Ещё видео!