Salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang tidak banyak di kenal orang di Mojokerto adalah Sendang Jolotundo.
Sendang ini terletak di dusun Jolotundo, Desa Jolotundo, Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto. Konon sendang ini ada dan dibuat pada jaman raja Airlangga yakni sekitar tahun 1019-1042.
Di situs bersejarah ini terdapat sebuah sumur yang terbuat dari material bebatuan. Sumur yang berbentuk kerucut ini memiliki kedalaman sekitar empat meter.
Di sisi selatan sumur atau di tengah-tengah sendang terdapat pohon beringin besar yang di kelilingi dengan kain putih melingkar. Tempat ini biasanya digunakan masyarakat setempat melakukan ritual selamatan atau dalam istilah Jawa disebut kenduren.
Disisi timur, terdapat tebing setinggi sekitar enam meter. Sedangkan disisi utara sumur terdapat akar pohon besar yang menyerupai ular.
Belum ada catatan resmi mengenai sejarah sendang ini, namun berdasarkan cerita rakyat yang beredar, mulanya terjadi peperangan hebat yang waktu itu dialami Kerajaan Majapahit.
Kemudian, patih Gajah Mada melarikan diri ke tempat ini, (tempat yang sekarang dikenal dengan sendang jolotundo). Konon pada waktu itu kuda milik Gajah Mada berlari dan menggali tanah yang akhirnya memunculkan sumber air.
Sumber air itu kemudian disempurnakan dan di bangun menyerupai sumur yang kita kenal sebagai sendang Jolotundo.
Sendang jolotundo ini bagi sebagian orang dianggap sebagai tempat yang keramat untuk melakukan berbagai macam ritual tertentu. Banyak orang dari luar kota yang mendatangi tempat ini.
Selain itu, menurut Juru kunci sendang, Mbah Saiman, bahwa kejadian-kejadian mistis kerap terjadi di tempat ini. Konon banyak ikan berkepala tanpa badan berkeliaran di sumur sendang ini.
Ещё видео!