Ketuhanan Dalam Agama Buddha
Video ini adalah karya hebat mahasiswi PNJ 2020, Evelyn Fidelia
Apakah agama Buddha mempunyai Tuhan? Pertanyaan ini sering muncul dalam dialog-dialog agama Buddha maupun dialog lintas agama. Umat Buddha sendiri, terutama generasi muda, masih ragu bahkan mungkin tidak bisa menjawab ketika ditanya mengenai Tuhan dalam agama Buddha.
“Dalam agama Buddha, Tuhan bukan personal atau pribadi yang menciptakan segala sesuatu, tetapi impersonal (Impersonal God). Jadi, Ketuhanan dalam agama Buddha adalah penjabaran dari Impersonal God,”
Ada perbedaan yang cukup mendasar mengenai Personal God dengan Impersonal God. Personal God mempunyai ciri: (1) Tuhan memiliki pribadi, (2) Berbeda secara diametral dengan alam semesta (mempunyai jarak), dan (3) Memerintah dan mengatur keberadaan ciptaan-Nya.
Ciri ini jauh berbeda dengan Impersonal God: (1) Menolak konsep Tuhan yang bersifat pribadi, (2) Tuhan sebagai entitas yang dekat dan tak terpisahkan dari manusia, (3) Tatanan berasal dari dalam dunia sendiri, bukan aturan yang dipaksakan dari luar, (4) Realitas tertinggi yang dapat dijangkau, dan (5) Konsep impersonal terdapat dalam pandangan Ketuhanan agama Timur.
“Dalam literatur Buddhis, Buddha Gotama menjelaskan bahwa, ‘Ada yang tidak dilahirkan, tidak menjelma, tidak tercipta dan tidak terkondisi. Inilah yang disebut Nibbana atau Nirwana. Jadi Ketuhanan Yang Maha Esa dalam agama Buddha adalah penjabaran dari konsep impersonal.
“Nibbana atau Nirwana adalah realitas tertinggi yang dapat dijangkau manusia. Nibbana dapat kita jangkau saat kehidupan ini juga. Tuhan sebagai identitas yang tidak terpisah dan dapat dijangkau oleh manusia sebagai pengalaman peribadi.
Dengan adanya hukum Dharma, unsur IMANEN dari Ketuhanan YME tidak lenyap sama sekali, namun ajaran Buddha menekankan unsur TRANSENDEN dari Ketuhanan YME. Semua yang transenden adalah TIDAK TERKONSEPKAN, harus dipahami secara INTUITIF melalui PENCERAHAN, bukan melalui konsep.
Tak terelakkan, ketika kita bicara tentang konsep Ketuhanan, diperlukanlah: SEBUTAN. Salah satu sebutan: Adi-Buddha. Sebutan lain: Advaya, Diwarupa, Mahavairocana (kitab-kitab Buddhis bahasa Kawi), Vajradhara (Tibet: Kargyu & Gelug), Samantabhadra (Tibet: Nyingma), Adinatha (Nepal).
Ajaran-ajaran mengenai Adi Buddha telah lama dianut oleh leluhur-leluhur kita di tanah Jawa yang menganut aliran Buddha esoterik. Konsep Adi Buddha terdapat dalam kitab Sang Yang Kahamayanikan
Adi-Buddha = Realitas Tertinggi
Adi-Buddha = Kebenaran Mutlak.
Adi-Buddha = Ketuhanan Yang Maha Esa
Adi-Buddha = Dharmakaya
Dharmakaya: tubuh Dharma yang absolut, kekal, meliputi segalanya, tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, ada dengan sendirinya, bebas dari pasangan yang berlawanan, bebas dari pertalian sebab-akibat.
Adi-Buddha bukan suatu personifikasi.
Adi-Buddha bukan sosok yang punya inti-ego (ego-conscious).
Adi-Buddha bukan Tuhan antropomorfik (menyerupai manusia).
Adi-Buddha bukan Tuhan antropopatis (berperasaan = manusia).
Apakah Adi Buddha tersebut ?
Adi Buddha tak dapat dikatakan sebagai zat Ilahi yang memiliki inti ego (ego conscious). Adi Buddha bukanlah Tuhan Antrofomorfik (menyerupai manusia) maupun Tuhan Antropopatis (memiliki perasaan dan emosi seperti manusia) yang membuat sebuah rencana dibenaknya, lalu berkeinginan untuk mewujudkannya dan dikemudian hari memutuskan untuk menilai baik tidaknya hasil karya itu – layaknya seorang arsitek yang memandangi gedung hasil ciptaannya sendiri untuk memuji atau mencela.
Dalam Literatur Mahayana dapat kita jumpai konsep pemahaman mengenai Ketuhanan tersebut. Dalam kitab Sutra Vimalakirti Nirdesa, disebutkan Dharma tertinggi adalah tak terkatakan.
Pendekatan pemahaman tersebut kita telusuri dalam Trikaya (tiga tubuh Kebuddhaa), yaitu :
1. Dharmakaya yang absolut
Yang Mutlak ini bersifat kekal, meliputi segalanya tidak dibatasi oleh ruang dan waktu bukan realitas personifikasi, esa, bebas dari pasangan yang berlawanan, ada dengan sendirinya, bebas dari pertalian sebab akibat. Tubuh Dharma ini disebut Tathagatagarbha.
2. Sambhogakaya
Tubuh rahmat atau tubuh cahaya sering dinyatakan perwujudan surgawi yang dapat dilihat oleh makhluk surga dan Boddhisatva.
3. Nirmana kaya
Tubuh perubahan yang dapat dilihat oleh manusia dan dipakai untuk mengajarkan manusia. Buddha Gotama yang mengajarkan kita memakai tubuh ini
Adanya Adi Buddha merupakan penegasan yang penting, bahwa kehidupa ini bukanlah produk chaos, melainkan hasil dari tata kerja hierarchi spiritual yang menghendakinya. Dengan adanya Adi Buddha kehidupan ini menjadi berarti dan dapat dimungkinkan untuk mencapai pencerahan dan kebuddhaan.
Dukung Channel ini dengan Subscribe, Like, share, dan ungkapkan pendapat yang membangun dalam kolom komentar.
untuk mendapatkan informasi terbaru silakan bergabung di:
facebook : [ Ссылка ]
instagram : [ Ссылка ]
Ketuhanan Dalam Agama Buddha
Теги
TUHANSANG YANG ADI BUDDHASANG YANG KAMAHAYANIKANHUKUM NIYAMAagamabuddhadhammadharmaagama buddhakebijaksanaanbuddha terakhirbuddhismbuddhistajaran buddhaTipitakafakta buddhisbuddha indonesiatoleransigautamasiddhartapraktek dhammabijaksanapesan dhammakebijaksanaan hidupkebahagiaan31 alam kehidupanfilsafat buddhismeNERAKASURGAMAHASISWA PNJGOD