Pesisir barat Pulau Sulawesi merupakan rumah bagi banyak suku bangsa, seperti Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Mereka memiliki tradisi yang mengakar kuat lantaran turun temurun dari generasi ke generasi. Dari berbagai komunitas etnis itu, ada yang menerima dakwah Islam, khususnya sejak abad ke-17 Masehi Mayoritas masyarakat Mandar pun menerima agama tauhid. Akan tetapi, penerimaan itu cenderung masih mencampur-baurkan antara ajaran Islam dan adat istiadat lama. Hingga akhirnya, muncul dakwah yang meluruskan pemahaman mereka tentang akidah dan ibadah. Salah seorang ulama yang menggerakkan syiar demikian ialah Anre Gurutta Haji (AGH) Muhammad Thahir. Penduduk Sulawesi Barat, khususnya Mandar, menggelarinya Imam Lapeo. Sebab, tokoh ini merupakan pendiri sekaligus imam pertama masjid di daerah Lapeo, Polewali Mandar. Untuk melancarkan misi dakwahnya, ia menjalanin hubungan baik dengan kalangan bangsawan lokal yang memerintah Kerajaan Balanipa, yaitu Mandawari alias To Milloli. Ruhiyat dalam karya ilmiahnya, “Imam Lapeo sebagai Pelopor Pembaharuan Islam di Mandar”, mengungkapkan metode dakwah AGH Muhammad Thahir. Menurutnya, sosok yang karab disapa Imam Lapeo itu kerap menyambangi berbagai daerah di wilayah Balanipa. Tujuannya untuk mengajarkan masyarakat tentang dasar-dasar agama Islam. Mereka diperkenalkan pada beragam ilmu, semisal tauhid, fikih, dan tasawuf.
Ещё видео!