Pernahkah kita menghadapi orang yang sangat menyebalkan? Mungkin saat ini langsung muncul wajah orang itu dalam pikiranmu. Repotnya, seringkali orang ini adalah orang yang dekat dan sering berinteraksi dengan kita.
Tapi, ketahuilah fakta ini, semakin dekat diri kita dengan seseorang, maka semakin besar potensi kita bergesekan. Efek dari gesekan itu sendiri ada dua jenis, bisa saling menajamkan (memberi keuntungan) atau justru saling melukai.
Dua efek tersebut ditentukan oleh keputusan kita. Saat kita memutuskan untuk meresponi dengan marah, kesal dan kecewa, maka efek buruk yang kita terima. Tapi saat kita menyingkapinya dengan positif, maka efek baik yang akan kita nikmati.
Nah supaya kita terus menikmati efek baik meskipun menghadapi orang yang menyebalkan, berikut ini beberapa tips menghadapinya :
1. Sabar
Kalau kita berkata : Sabar itu ada batasnya dan percaya dengan statemen itu, maka jadilah seturut dengan apa yang kita percayai. Kesabaran itu akan mencapai batasnya dan suatu saat pada titik tertentu kita akan meledak dalam kemarahan.
Ubahlah keyakinan kita bahwa :”Sabar itu tidak ada batasnya”
Jadi setiap kali kita mau hilang kesabaran, maka alam bawah sadar kita yang menyimpan keyakinan itu akan mengingatkan dan memberikan kita kesanggupan untuk menghela nafas dan melanjutkan kesabaran kita.
Jauh lebih baik untuk tetap sabar dibandingkan meledak dalam kemarahan yang justru menyakiti diri kita sendiri.
2. Tenang
Ketenangan sangat berkaitan dengan kematangan dalam menghadapi orang, situasi, dan keadaan. Untuk beroleh ketenangan ketika berhadapan dengan orang yang menyebalkan memang tidak mudah. Apalagi jika orang yang bersangkutan sudah sangat berulah, niat untuk membalas seringkali “mendidih” di hati. Biasanya dalam kondisi seperti itu kita pun jadi terpancing untuk marah,kesal, atau uring – uringan. Padahal nurani kita menyadari bahwa yang dibutuhkan adalah ketenangan untuk menghadapi orang yang menyebalkan. Tapi terkadang suara hati itu kita abaikan. Akhirnya kita lebih memilih mengikuti emosi negatif yang sedang bergejolak dalam diri kita. Konflik pun jadi tercipta. Perkataan mulut kita pun jadi saling menyerang dan akhirnya menyakiti.
Setelah melepaskan kekesalan biasanya kita pun menyesal dan mulai mengevaluasi diri dan mendapatkan suatu kesimpulan ; dibutuhkan ketenangan menghadapi orang yang menyebalkan! Jika kita bisa tenang dari awal, maka hasil akhirnya pun akan berbeda. Ibarat api tersiram dengan air. Begitulah diri kita seharusnya ketika menghadapi tingkah laku orang yang menyebalkan. Ketenangan mengalahkan kemarahan!
3. Mengampuni dan melupakan.
Bagaimana bisa melupakan keburukkan orang lain yang berdampak negatif kepada diri kita? Tidak mudah! Mengampuni mungkin bisa! Tapi melupakan gak mungkin! Itulah yang seringkali menjadi dasar keyakinan kita. Alhasil dimulut saja kita berkata sudah mengampuni padahal realitanya kita selalu menghindar bahkan tidak mau berbicara lagi dengan orang yang bersalah kepada kita. Memang, melakukan tindakan mengampuni dan melupakan kesalahan orang lain sangat dibutuhkan faktor “X”.
Itulah faktor Tuhan.
Jika saja kita bisa mengingat bahwa Tuhan itu maha pengasih dan pengampunan terhadap diri kita yang sering berbuat salah kepada Allah, maka besar kemungkinan kita pun akan bisa mengampuni dan melupakan kesalahan orang lain. Sebab kita sudah menyadari bahwa diri kita pun telah diampuni dan dilupakan kesalahannya oleh Allah. Masakan kita mau terus menyimpan kesalahan orang lain? Pastinya tidak!
4. Teruslah berbuat baik.
Mempertahankan ketulusan dan kebaikkan kita di hadapan orang yang menyebalkan juga tidak gampang. Tapi percayalah, jika kita terus berbuat baik kepadanya maka diri kita akan bertumbuh menjadi orang yang matang dan dewasa. Mungkin orang itu tidak berubah, tapi diri kita sendiri yang justru berubah menjadi lebih baik. Jadi tidak ada salahnya jika kita berbuat baik demi perubahan diri kita sendiri. Lalu apakah orang yang menyebalkan itu tidak kunjung berubah? Sadarilah, bahwa perubahan itu bukan hasil upaya kita. Melainkan keputusan orang itu sendiri yang dipengaruhi oleh nuraninya yang membuat dirinya mengambil keputusan untuk berubah.
Baca selengkapnya : [ Ссылка ]
Ещё видео!