anies rasyid baswedan ndalem guron tegalsari Ponorogo yang viral
@aniesbaswedan @langkahanies @matakoceng @aniesfc @Renusantara #aniesbaswedan #aniescapres2024 #aniescapres #ndalemguron
Suasana pameran Artefak Rasul hari terakhir di Ndalem Guron Desa Tegalsari Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo, Ahad (21/01/2024).
Bagi yang belum kesini pameran ndalem guron masih dibuka sampai 10 Februari 2024. Monggo ajak keluarga, sahabat, kekasih, teman kalian dan lain-lainnya ajak kesini ya gratis.
Hari ini saya mengikuti diskusi di Ndalem Guron, bangunan sarat sejarah peradaban Islam di Jawa khususnya Ponorogo. Di Ndalem Guron hari ini saya banyak belajar mengenai sejarah. Bahwa untuk bergerak maju, kita perlu menengok kebelakang & memahami sejarah.
Banyak ulama, pahlawan kemerdekaan, pendiri bangsa, serta tokoh masyarakat yang hari ini berperan dalam dinamika & pembangunan Negara Indonesia, jika kita tarik secara silsilah, maka akan kita temukan bahwa muara keilmuannya ada di Tegalsari. Kalau kita mengenal Pakubuwono II, Ronggowarsito, (HOS) Tjokroaminoto yang menjadi guru bagi Bung Karno, hingga Pangeran Diponegoro pun, beliau semua pernah berguru di Tegalsari.
Tidak hanya itu, Tegalsari juga berperan penting pada "sanad" keilmuan Islam. KH Abdul Manan Dipomenggolo, pendiri Ponpes Tremas Pacitan, yang menuntut ilmu di Tegalsari. Dari keturunan beliau, kemudian muncul Syeikh Mahfudz At-Turmusi, Imam Mekah yang juga pernah menjadi guru bagi dua tokoh pergerakan Islam di Indonesia; KH Hasyim Asy'ari & KH Ahmad Dahlan,
yang saat ini, NU dan Muhammadiyah berkontribusi sangat besar bagi syiar Islam di Indonesia.
Maka harus disadari bersama, bahwa Ponorogo meskipun hanya kota kecil, namun begitu besar dalam kontribusi warisan budaya serta keilmuannya.
Namun, saat ini banyak mata rantai yang terputus, bahwa Ponorogo yang sudah melahirkan tokoh-tokoh besar yang berpengaruh bagi Indonesia itu, justru belum disadari oleh Putu Warok di Bumi Reyog ini.
Saya pun begitu, setelah menggali sejarah, saya baru menyadari bahwa di dalam darah saya masih mengalir garis keturunan dari Kyai Ageng Muhammad Besari, tepatnya keturunan ke 8. Di titik kesadaran ini saya merasa terpanggil dan merasa perlu untuk mewarisi semangat perjuangan para pendahulu saya. Maka, setelah beberapa tahun melalang buana di luar kota, rasanya.
Melestarikan dan merawat budaya, adalah cara kita mendidik anak-anak untuk mencintai bangsanya. Salah satu semangat Mas Anies ketika ingin melestarikan Ndalem Guron.
Alhamdulillah, kami bersyukur Ndalem Guron, sebuah cagar budaya di Tegalsari sudah bisa dikunjungi oleh masyarakat. Ini adalah tempat para pendidik keturunan Kiai Hasan Besari dalam menyebarkan agama Islam, juga tempat yang mencetak pejuang kemerdekaan seperti Hos Cokroaminoto, Sento Prawirodirjo hingga Kyai Mojo. Kedepannya, Ndalem Guron akan digunakan untuk kepentingan umum, seperti pusat kegiatan kebudayaan dan keagamaan.
Ещё видео!