"PROBLEM KALBAR & KEMENANGAN POLITISI KATOLIK DALAM PILKADA"
Kalimantan Barat dinamai Provinsi Seribu Sungai karena mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang bisa dilayari. Kalbar juga menyimpan potensi sumber daya alam seperti hasil pertanian, perikanan, perkebunan serta pertambangan. Perubahan peta politik Kalimantan Barat sejak 2009 ditandai dengan kemenangan PDIP dengan suara terbanyak, demikian pula pada pemilu 2019 (kompaspedia, 2021), dan pemilu 2024. Pada pilkada November 2024 sejumlah politisi Katolik unggul dalam perolehan suara seperti di kabupaten Kapuas Hulu, Sanggau, Landak, Sekadau, Sintang, Ketapang, Bengkayang.
Kekayaan alam melimpah belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan warga kendati Kalbar menyandang tingkat kemiskinan amat rendah dibanding provinsi lain. Merujuk analisis Bappeda 2020, terdapat tiga masalah dan isu strategis, pertama rendahnya tingkat kesejahteraan warga antara lain karena kesenjangan antar wilayah, pengangguran terbuka, perkawinan anak, prevalensi stunting. Kedua, pelayanan umum yang ditandai angka putus sekolah, kualitas tenaga pengajar, buruknya distribusi air bersih, belum memadainya sarana publik. Ketiga, daya saing daerah karena kondisi jalan provinsi rusak, blank spot di kawasan 3T, penetrasi jaringan internet rendah.
Bagaimana kemenangan politisi Katolik di banyak kabupaten diwujudkan dalam solusi permasalahan di atas? Apa kontribusi Gereja Katolik?
Simak #LiveTalkshow #BerbagiHarapan #KatolikanaTV dipandu oleh Lukas Ispandriarno: Problem Kalbar & Kemenangan Politisi Katolik dalam Pilkada.
Narasumber:
- Ignatius Michael Warsito, OFM Cap, Pimpinan "Rumah Pelangi" Kabupaten Kubu Raya
- Maria Goreti, Anggota DPD Kalimantan Barat
- Rian Antony, Mahasiswa S3 UNY asal Kabupaten Sintang
Senin, 23 Desember 2024 | Pukul 20.00 WIB
LIVE ON
radio.katolikana.com
bit.ly/AppsKatolikana
youtube.com/katolikana
Ещё видео!