Berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan dalam Wikipedia tentang sejarah Bali, kehidupan masyarakat ataupun penduduk Bali pada zaman prasejarah Bali dapat dibagi menjadi :
Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, Masa bercocok tanam dan Masa perundagian.
Selanjutnya dalam Lontar Babad di Gedong Kirtya Singaraja seperti dijelaskan "taksu.wordpress.com ", Silsilah Sri Kesari Warmadewa yang dikenal sebagai raja pertama di Bali agak berbeda sedikit dengan penjelasan Prof. Armaya, sebagai berikut :
Pada abad ke-4 di Campa, Muangthai bertahta Raja Bhadawarman. Beliau diganti oleh anaknya bernama Manorathawarman, selanjutnya Rudrawarman. Anak Rudrawarman bernama Mulawarman merantau, mendirikan kerajaan Kutai. Mulawarman diganti Aswawarman. Anaknya bernama Purnawarman mendirikan kerajaan Taruma Negara. Anak Purnawarman bernama Mauli Warmadewa mendirikan kerajaan Sriwijaya. Anak Mauli Warmadewa bernama Sri Kesari Warmadewa pergi ke Bali, pertama-tama mendirikan Pura Merajan Salonding dan Dalem Puri di Besakih.
Sri Kesari Warmadewa diganti Cabdrabhaya Singha Warmadewa, diganti Wijaya Mahadewi, diganti Udayana Warmadewa, menurunkan dua putra :
1. Airlangga
2. Anak Wungsu
Airlangga pergi ke Jawa kemudian menurunkan :
1. Sridewi Kili Endang Suci
2. Sri Jayabaya
3. Sri Jayasabha
4. Sira Arya Buru
Sri Jayabhaya bertahta di Kediri, menurunkan :
1. Sri Aji Dangdang Gendis
2. Sri Siwa Wandira
3. Sri Jaya Kesuma
Sri Jayasabha bertahta di Jenggala, berputra : Sira Aryeng Kediri
Sri Aji Dangdang Gendis menurunkan : Sri Aji Jaya Katong, menjadi leluhur warga Arya Gajah Para, Arya Getas, Arya Kanuruhan, dll.
Sri Siwa Wandira menurunkan Sri Jaya Waringin, menjadi leluhur warga Arya Kubon Tubuh, Arya Parembu, dll.
Sri Jaya Kesuma menurunkan Sri Wira Kusuma, kemudian masuk Islam bergelar Raden Patah, Sira Aryeng Kediri menurunkan Sira Aryeng Kepakisan selanjutnya menurunkan Pangeran Nyuh Aya dan Pangeran Asak. Kedua beliau menjadi leluhur warga Arya
Kepakisan, Arya Dauh Bale Agung, Kiyai nginte, dll.
Masuknya Agama Hindu
Berakhirnya zaman prasejarah di Indonesia menurut wikipedia ditandai dengan datangnya bangsa dan pengaruh Hindu. Pada abad-abad pertama Masehi sampai dengan lebih kurang tahun 1500, yakni dengan lenyapnya kerajaan Majapahit merupakan masa-masa pengaruh Hindu. Dengan adanya pengaruh-pengaruh dari India itu berakhirlah zaman prasejarah Indonesia karena didapatkannya keterangan tertulis yang memasukkan bangsa Indonesia ke dalam zaman sejarah. Berdasarkan keterangan-keterangan yang ditemukan pada prasasti abad ke-8 Masehi dapatlah dikatakan bahwa periode sejarah Bali Kuno meliputi kurun waktu antara abad ke-8 Masehi sampai dengan abad ke-14 Masehi dengan datangnya ekspedisi Mahapatih Gajah Mada dari Majapahit yang dapat mengalahkan Bali. Nama Balidwipa tidaklah merupakan nama baru, namun telah ada sejak zaman dahulu. Hal ini dapat diketahui dari beberapa prasasti, di antaranya dari Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada tahun 913 Masehi yang menyebutkan kata "Walidwipa". Demikian pula dari prasasti-prasasti Raja Jayapangus, seperti prasasti Buwahan D dan prasasti Cempaga A yang berangka tahun 1181 Masehi.
Zaman Kerajaan Klungkung
Kerajaan Klungkung sebenarnya merupakan kelanjutan dari Dinasti Gelgel. Pemberontakan I Gusti Agung Maruti ternyata telah mengakhiri Periode Gelgel. Hal itu terjadi karena setelah putra Dalem Di Made dewasa dan dapat mengalahkan I Gusti Agung Maruti, istana Gelgel tidak dipulihkan kembali. Gusti Agung Jambe sebagai putra yang berhak atas takhta kerajaan, ternyata tidak mau bertakhta di Gelgel, tetapi memilih tempat baru sebagai pusat pemerintahan, yaitu bekas tempat persembunyiannya di Semarapura.
Dengan demikian, Dewa Agung Jambe (1710-1775) merupakan raja pertama zaman Klungkung. Raja kedua adalah Dewa Agung Di Made I, sedangkan raja Klungkung yang terakhir adalah Dewa Agung Di Made II. Pada zaman Klungkung ini wilayah kerajaan terbelah menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Kerajaan-kerajaan kecil ini selanjutnya menjadi swapraja (berjumlah delapan buah) yang pada zaman kemerdekaan dikenal sebagai kabupaten.
Kerajaan-kerajaan pecahan Klungkung
1. Kerajaan Badung, yang kemudian menjadi Kabupaten Badung.
2. Kerajaan Bangli, yang kemudian menjadi Kabupaten Bangli.
3. Kerajaan Buleleng, yang kemudian menjadi Kabupaten Buleleng.
4. Kerajaan Gianyar, yang kemudian menjadi Kabupaten Gianyar.
5. Kerajaan Karangasem, yang kemudian menjadi Kabupaten Karangasem.
6. Kerajaan Klungkung, yang kemudian menjadi Kabupaten Klungkung.
7. Kerajaan Tabanan, yang kemudian menjadi Kabupaten Tabanan.
Dan sampai sekarang Bali asih menjadi tujuan wisata dan domestik.
Welcome to Bali
Ещё видео!