Penata Tari: Ni Luh Nyoman Sri Suryati, S.Sn
Penata Iringan: I Gusti Nengah Hari Mahardika, S.Sn.,M.Sn.
Ide Cerita: I Gusti Putu Samar Gantang, S.Pd
Surealisme, fiktif, dan realita berbalut nyata menjadi ruang bermakna. Tongkin merupakan penghuni pertama di Bali, hidup di goa-goa dengan realita nyata jejak kehidupan masyarakat Sanggulan Tabanan. Stigma Raksasa Sanggulan melarikan penari rejang yang terakhir ditemukan di Gua Sanggulan menjadi aktualisasi nyata antara fiksi dan kenyataan. Tafsir realita merujuk pada terbunuhnya raksasa terakhir dengan membakar serta membunuhnya.
Pura Peneduh Sanggulan stana Raksasa Sanggulan dengan wabah yang melanda ketika itu, serta kutukan pohon timbul pembunuh raksasa menjadi absurd diantara sugesti dan realita. Ironinya Kedamaian dan keharmonisan muncul ketika Pura Peneduh dengan "Wangsuhpada" atau air suci penetralisir wabah dan mara bahaya menjadi penyeimbang dan mengharmonisasi kehidupan.
Ещё видео!