Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) hingga 2023 baru mencapai 13,1%, masih jauh dari target 23% di tahun 2025.
Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto mengatakan masih rendahnya realisasi bauran EBT tidak lepas dari persoalan harga, dimana energi fosil disubsidi sementara EBT dilepas ke pasar.
Sementara Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan sejak 2018 target bauran EBT tidak pernah tercapai imbas persoalan sistemik. Hal ini terkait investasi yang rendah, hingga masih adanya subsidi energi fosil ke PLN yang membuat listrik PLN lebih murah sementara energi EBT lebih 'mahal' sehingga tidak lebih ekonomis.
Seperti apa persoalan yang menyebabkan bauran EBT sulit bertumbuh? Selengkapnya simak dialog Syarifah Rahma dengan Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto dan Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa dalam Squawk Box,CNBCIndonesia (Selasa, 16/01/2024)
Terus ikuti berita ekonomi bisnis dan analisis mendalam hanya di [ Ссылка ].
CNBC Indonesia terafiliasi dengan CNBC Internasional dan beroperasi di bawah grup Transmedia dan tergabung bersama Trans TV, Trans7, Detikcom, Transvision, CNN Indonesia dan CNN Indonesia.com.
CNBC Indonesia dapat dinikmati melalui tayangan Transvision channel 805 atau streaming melalui aplikasi CNBC Indonesia yang dapat di download di playstore atau iOS.
Follow us on social: Twitter: [ Ссылка ]
Facebook Page: [ Ссылка ]
Instagram: [ Ссылка ]
[ Ссылка ]
Tiktok: [ Ссылка ]
Spotify: [ Ссылка ]
Ещё видео!