Drama gong adalah salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional Bali yang memadukan elemen teater, tari, musik, dan sastra. Drama ini biasanya dimainkan dalam bahasa Bali dan terkadang menggunakan bahasa Indonesia, dengan alur cerita yang diambil dari kisah-kisah rakyat, epos seperti Mahabharata atau Ramayana, serta cerita kehidupan sehari-hari yang sarat pesan moral.
Ciri-ciri Drama Gong
Musik Gamelan Gong Kebyar: Musik gamelan menjadi ciri khas utama drama gong, digunakan untuk mengiringi adegan-adegan dalam pementasan.
Perpaduan Unsur Komedi dan Serius: Drama gong sering menyelipkan humor dalam alur cerita yang biasanya sarat pesan moral.
Kostum dan Tata Rias: Pemain mengenakan kostum tradisional Bali yang indah, lengkap dengan tata rias yang khas.
Dialog: Dialognya bisa berupa percakapan sehari-hari, pantun, atau kidung (nyanyian tradisional).
Tokoh Ikonis: Tokoh-tokoh seperti Bendesa (pemimpin desa), Mantri (aristokrat), dan tokoh rakyat biasa sering tampil dalam cerita.
Fungsi Drama Gong
Hiburan: Sebagai media hiburan bagi masyarakat.
Pendidikan: Menyampaikan pesan moral, nilai budaya, dan ajaran kehidupan.
Pelestarian Tradisi: Sebagai salah satu cara melestarikan budaya Bali.
Sejarah Singkat
Drama gong mulai populer pada tahun 1960-an, digagas oleh seniman Bali seperti I Nyoman Oka dan I Made Regog. Bentuk seni ini muncul sebagai evolusi dari seni drama tari sebelumnya, seperti Arja.
Tempat dan Waktu Pementasan
Drama gong biasanya dipentaskan dalam acara-acara adat, perayaan keagamaan, atau upacara besar di pura. Kini, drama gong juga ditampilkan di berbagai festival seni untuk memperkenalkan budaya Bali ke dunia internasional.
Jika ingin mendalami atau menonton langsung, drama gong dapat ditemukan di desa-desa seni di Bali seperti Gianyar atau Ubud.
Ещё видео!