Holiday in Alor Trip to Lembata.
Hari ini @holidayinalor tiba di Desa Lamalera. Kedatangan kita kali ini bersama beberapa Wisatawan dari Spanyol untuk menyaksikan secara langsung Tradisi Berburu Paus di Lamalera, Desa Lamalera, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Masyarakat Lamalera awalnya merupakan keturunan para pelaut yang tiba dari Sulawesi bagian selatan lebih dari 500 tahun lalu.
Saat tiba di Lamalera, mereka membawa juga tradisi perburuan yang dimodifikasi untuk menangkap paus yang sering ditemukan di perairan selatan Pulau Lembata.
Para pemburu Lamalera menggunakan kapal layar yang disebut sebagai paledang yang didayung beramai-ramai ke tengah laut.
Jika ada paus yang lewat, maka juru tombak atau lama fa melemparkan tombak ke arah paus tersebut yang biasanya dari haluan kapal.
Penduduk Lamalera pernah mendapat hasil buruan berupa satu paus dewasa, yang beratnya antara 35 ton hingga 57 ton. Keberuntungan itu akhirnya digunakan sebagai sumber pangan untuk menjamin pasokan pangan seluruh desa selama satu bulan.
Adapun paus yang sering ditangkap oleh masyarakat Lamalera adalah paus sperma (Physeter macrocephalus) atau dikenal penduduk lokal sebagai koteklema. Kini, paus sperma masuk daftar satwa berstatus rentan menurut Daftar Merah IUCN 2018, artinya populasinya di alam menurun.
Selain itu, warga Desa Lamalera juga menangkap lumba-lumba spinner (Stenella longirostris), lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus), paus pembunuh (Orcinus orca) dan beberapa spesies “blackfish” (misalnya paus pilot sirip pendek Globicephala macrorhynchus) untuk dikonsumsi.
Indonesia telah memasukkan paus dan lumba-lumba sebagai satwa yang dilindungi dan terlarang untuk diburu. Namun, pelarangan ini tidak efektif. Masyarakat Lamalera tetap memburu paus karena kegiatan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budaya masyarakat Lamalera.
#BerburuPaus #Lamalera #Lembata #NusaTenggaraTimur #Indonesia #HolidayinAlor
Ещё видео!