Data Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Gorontalo mencatat dari total 94.829 UMKM, sebanyak 29.396 UMKM di antaranya terpaksa harus menutup usahanya selama pandemi COVID-19. Faktor bangkrutnya UMKM tersebut antara lain disebabkan oleh biaya produksi yang tidak sebanding dengan keuntungan penjualan, harga bahan baku kian mahal, serta terbatasnya modal usaha.
Dari ribuan UMKM yang mampu bertahan di masa pandemi COVID-19, salah satunya adalah Bilal Mekar Snack (BMS) yang didirikan oleh Risna Tamrin Hasan sejak tahun 2011. Pada awal pandemi melanda Gorontalo, UMKM yang berada di Kelurahan Bulotadaa, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo ini mengalami penurunan omzet sebesar 75 persen. Penghasilan rata-rata per bulan yang sebelumnya berkisar antara Rp30 juta hingga Rp35 juta turun drastis menjadi Rp7,5 juta hingga Rp9 juta per bulan.
Tak patah arang menghadapi pandemi COVID-19, UMKM BMS melakukan berbagai inovasi dan strategi dalam memasarkan produknya dengan memanfaatkan media sosial dan menjalin kerja sama dengan toko retail modern. Perlahan dan pasti, UMKM yang terkenal dengan produknya berupa abon ikan tuna, panada tore, sambal sagela dan ikan tuna, mulai bangkit dan tumbuh. Dalam tiga bulan terakhir tercatat omzetnya naik hingga mencapai Rp25 juta sebulan.
Permintaan abon ikan tuna pun semakin meningkat. Dalam seminggu, UMKM BMS tiga kali memproduksi abon ikan tuna dengan kapasitas sekali produksi sebanyak 10 kilogram ikan tuna yang menghasilkan 50 kemasan abon yang setiap kemasannya berisi 100 gram abon ikan tuna. Abon ikan tuna yang memiliki empat varian rasa, yaitu orisinal, pedas, kare, dan yiloni, dijual dengan harga Rp25.000,00 per kemasan.
Penulis Naskah : Haris
Videografer : Alfred, Fadhly
Editor : Fadhly
Pengisi suara : Mila
Ещё видео!