Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUN-VIDEO.COM - Anggota DPR RI sekaligus Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, I Wayan Sudirta peringati Bulan Bung Karno dan hari kelahiean Pancasila pada 1 Juni dengan semangat gotong royong.
Sudirta sebagai wakil rakyat terus turun ke desa-desa. Di masa pandemi corona ini, ia membagikan beras dan masker untuk warga yang cacat dan tidak beruntung di Kecamatan Abang-Karangasem.
Sudirta menyambangi kediaman warga yang benar-benar kekurangan dan cacat. Di kediamanya di Desa Pidpid, Sudirta juga menyerahkan 3,05 ton beras yang didampingi oleh Ketua KORdEM, Ketua PAC dan Ketua-ketua Ranting PDI Perjuangan untuk warga dari 12 desa di Kecamatan Abang, diterima dan dititip melalui Kepala Desa masing-masing.
Sebelumnya, Sudirta juga telah menyerahkan sumbangan beras untuk warga di Kabupaten Badung, Tabanan dan Jembrana dibantu Relawan, Pengurus PDI Perjuangan di PAC sampai Ranting, Camat, Kepala Desa, Bendesa Adat. Program bantuan itu juga untuk membantu warga yang terdampak pandemi Covid, melengkapi bantuan pemerintah yang lainnya.
Yang pertama dijenguk adalah I Nengah Rangki (62), seorang pria yang membujang dan menumpang tidur di rumah adik iparnya di Desa Abang. Karena tidak ada lagi kamar tidur, Rangki dibuatkan ‘’kamar darurat’’ sederhana, dari bambu, dindingnya hanya karung-karung bekas yang tidak kuat menahan terpaan angin dingin, atapnya terpal yang kelihatan lusuh dan bocor kalau hujan lebat.
Tak ada kasur dan bantal di situ. Untuk makan sehari-hari, ia menumpang di iparnya. Yang menyedihkan, Rangki sudah dua tahun ini mengidap kesulitan ureter, hingga harus memakai selang pembantu yang selalu menempel ditubuhnya untuk saluran ureternya.
Dari Rangki, Sudirta beranjak ke Banjar Dalem, menjenguk Ni Nyoman Bonyok (40), perempuan yang sejak lahir sudah cacat, pertumbuhan fisiknya tidak normal, tubuhnya tidak bisa tegak dan tidak mampu berjalan sendiri. Ia tinggal bersama saudara laki-lakinya, I Nyoman Kari, yang bekerja sebagai petani.
Terakhir, Sudirta mendatangi Ni Wayan Golek (45) di Banjar Bau Kawan, seorang perempuan yang kaki dan tangannya cacat, yang masih membujang. Ia hidup bersama saudaranya lakinya, di rumah yang berlantai tanah, berdinding bambu, dan sangat sederhana. Untuk tiga warga miskin dan cacat tersebut, Sudirta menyerahkan bingkisan beras, masker dan sedikit dana.
‘’Yang saya bawa ini tidak seberapa, kemampuan saya terbatas, yang menjadi kewajiban saya untuk dibantu, sangat banyak dan tersebar di seluruh Bali. Jadi, mohon diterima dengan baik semata-mata sebagai wujud kegotongroyongan dan solidaritas sosial antar sesama, seperti yang selalu diinstruksikan Ibu Megawati Soekarno Putri” katanya.
Perbekel Desa Abang, Nyoman Sutirtayana, yang mendampingi kunjungan Sudirta di kediaman I Rangki, kelihatan terharu atas perhatian Sudirta pada warganya.
‘’Pak Rangki ini memang sebatangkara, tidak kawin, tidak punya pekerjaan, setelah tempat kerjanya sebagai waker, ditutup. Dulu dia tidur di gudang sebagai waker, sekarang sudah tidak punya apa-apa lagi, dan ditampung iparnya,’’ ujar Sutirtayana.
Membantu warga miskin serta yang cacat, memang merupakan programnya sejak tahun 2003, ketika Sudirta dan kawan-kawan mendirikan LSM KORdEM.
Puluhan warga miskin dan cacat waktu itu di Karangasem, Bangli, Klungkung, Tabanan dan Buleleng, dengan berbagai penyakit bawaan, seperti lumpuh layu di Kitamani Bangli, kulit bersisik di Karangasem, Buleleng dan Tabanan telah dibantunya.
Saat Sudirta duduk sebagai Anggota DPD RI selama dua periode 2004-2014, ratusan warga miskin di Bali berhasil dibantu atas perjuangannya bersama KORdEM, membebaskan warga miskin pemegang SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu), mendapat pengobatan gratis di rumah sakit pemerintah.
Ещё видео!