TRIBUN-VIDEO.COM - Moewardi merupakan pahlawan nasional yang lahir di Pati pada 1907 dan meninggal Surakarta pada 13 Oktober 1948.
Moewardi merupakan seorang dokter lulusan STOVIA dan juga merupakan ketua barisan pelopor pada 1945 di Surakarta dan terlibat dalam proklamasi 17 Agustus 1945.
Masa Kecil
Moewardi dilahirkan di Desa Randukuning, Pati dan merupakan putra ketujuh Mas Sastrowardojo dan Roepni dari 13 bersaudara.
Moewardi dibesarkan dari orangtua yang bekerja sebagai mantri guru.
Saudara Muwardi ada yang menjadi pamong praja namun juga ada yang menjadi wiraswasta.
Ada juga yang menjadi analisis kesehatan seperti Supardi dan juga menjabat sebagai Pemimpin laboratorium kesehatan daerah Yogyakarta pada 1940-1950.
Adik Muwardi juga ada yang menjadi analisis kesehatan.
Semasa kecil Muwardi disekolahkan di Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Kudus karena kepintarannya.
HIS merupakan sekolah dasar dengan bahasa pengantar bahasa Belanda.
Namun karena terlalu jauh, akhirnya Muwardi melanjutkan pendidikan di Europesche Lagere School di Pati.
Peran
Selain aktif di dunia kesehatan, Muwardi juga pintar dalam dunia pencak silat.
Muwardi pernah menjadi pemimpin di Kepanduan Jong Java Padvinderij.
Ketika era persiapan Proklamasi Kemerdekaan RI, Murwadi ikut mempersiapkan pelaksanaan pembacaan teks proklamasi yang akan dilaksanakan.
Setelah pembacaan proklamasi, Murwadi ditunjuk sebagai ketua umum Barisan Pelopor yang berubah menjadi Barisan Benteng.
Pada saat itu Muwardi menggantikan Soekarno yang kemudian diangkat menjadi presiden.
Pada 1946, Muwardi memindahkan Barisan Benteng dari Jakarta ke Solo.
Pemindahan tersebut dikarenakan memanasnya situasi politik di Jakarta.
Muwardi kemudian terjun ke dunia politik.
Terjunnya Muwardi ke dunia politik dengan pembentukan Gerakan Rakyat Revolusioner (GRR) pada Agustus 1948.
GRR dibentuk untuk melawan aksi anti pemerintah yang dilancarkan oleh Front Demokrasi Rakyat (FDR).
Muwardi kemudian diculik pada 13 September 1948.
Menikah
Muwardi menikah dengan istri pertamanya yang bernama Suprapti ketika Muwardi masih kuliah di STOVIA pada 1932.
Pernikahan dengan Suprapti dikaruniani 2 anak yakni Sri Sejati dan Adi Sudarsoyo.
Namun setelah tiga tahun pernikahan, istri Muwardi meninggal dunia karena sakit.
Pada 1439 Muwardi kemudian menikah dengan Susilowati dan dikaruniani lima anak yakni Ataswarin Kamarijah, Kusumarita, Cipto Juwono, Banteng Witjaksono dan Happy Anandarin Wahyuningsih.
Penghargaan
Muwardi diberikan penghargaan Bintang Mahaputra klas III.
Pemerintah Republik Indonesia juga memberikan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional dengan dikeluarkannya S.K. Presiden No. 190 th. 1964 tertanggal 4 Agustus 1964.
(TribunnewsWiki/Sekar)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsWIKI.com dengan judul 17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Muwardi
[ Ссылка ]
Ещё видео!