Kanal Bali Jani ~ Dahulu kala, diceritakan bahwa Pulau Bali, Jawa dan Sumatera masih jadi satu dengan Benua Asia. Pada masa itu pulau-pulau tersebut telah dihuni oleh manusia purba yang disebut Pithecanthropus Erectus atau manusia kera yang telah berdiri tegak.
Dalam kesehariannya, manusia purba itu telah memakai alat dari batu, seperti kapak batu untuk mencari makanan. Setelah itu, datang bangsa lain yakni bangsa Papua Melanesoid. Bangsa yang telah memakai alat dari tulang ini berasal dari daerah Tonkin, menyebar ke arah selatan dan sampai ke Indonesia.
Selanjutnya datang rumpun bangsa atau ras lain yang yang telah memakai alat batu yang dihaluskan dan telah pula mengenal alat dari perunggu. Ras bangsa ini adalah Palaeo Mongoloid atau Melayu-Polinesia atau ras Austronesia, yakni salah satu cabang dari bangsa Mogoloid yang memunyai ciri-ciri: berkulit sawo matang atau kuning, rambut licin, hidung kecil dan bertubuh sedang.
Ras Austronesia inilah yang datang ke Bali pada zaman Batu Baru atau Neolithicum. Mereka diperkirakan datang dari Indo-China Utara, karena benda-benda serta corak budaya mereka memiliki kesamaan dengan peninggalan di Bali dari zaman Neolithicum. Akhirnya, secara berangsur-angsur, terjadi percampuran antara semua induk bangsa tersebut, sehingga menghasilkan orang Bali Mula yang disebut-sebut sebagai orang Bali Asli.
Seperti layaknya rumpun ras bangsa Austronesia, orang Bali Mula mempunyai kepercayaan, bahwa roh leluhur yang telah meninggal akan melindungi mereka. Untuk mendapatkan perlindungan dari leluhur, mereka membuat arca batu dan tempat pemujaan untuk memuja para leluhur atau Para Hyang.
Kebiasaan lainnya, penduduk Bali Mula melaksanakan upacara kematian dengan mengubur mayat yang disebut bea tanem. Pada masa itu penduduk masih menganut kepercayaan animisme, belum menerima ajaran agama Hindu yang menganjurkan melakukan upacara pembakaran mayat. Namun, waktu itu masyarakat sudah mempunyai ikatan persekutuan yang merupakan cikal bakal desa-desa di Bali.
Percampuran penduduk Bali pada masa lalu yang diwariskan sampai sekarang ini, adalah perbauran dari berbagai bangsa yang datang di daerah ini, dan menjadi induk orang-orang yang menduduki Pulau Bali, sama dengan induk orang-orang yang menduduki Jawa dan sekitarnya.
Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi berbagai hubungan antara berbagai bangsa yang datang ke Bali, sehingga menambah keragaman adat dan kebudayaan Bali.
Ещё видео!