Rencana Pemkot Kediri memindahkan makam Eyang Putri dari eks lahan Lokalisasi Semampir mendapat dukungan dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Semampir.
"Dari hasil kajian kami, keberadaan makam kuno itu tidak ada jejak sejarahnya. Masyarakat Kelurahan Semampir tidak banyak yang tahu siapa yang dimakamkan," ungkap Fajar, anggota LPMK Semampir kepada Tribunjatim.com, Senin (22/5/2017).
Fajar menyebutkan, makam Eyang Putri merupakan makam warga biasa. Apalagi lahan eks lokalisasi sebelumnya merupakan areal pemakaman Tionghwa. "Lahan ini sebelumnya merupakan Bong Cina
(Pemakaman Cina). Sehingga banyak yang dimakamkan di areal ini," jelasnya.
Fajar sendiri berpendapat sebaiknya makam Eyang Putri digeser dan tetap dirawat secara layak. "Akan lebih baik kalau digeser ke pemakaman umum milik pemkot," jelasnya.
Rencana pemindahan makam Eyang Putri ini sempat diwarnai tarik ulur. Pemkot Kediri masih menunggu pihak ahli waris sebelum memindahkan makam kuno tersebut.
Keberadaan makam Eyang Putri saat ini menjadi sangat mencolok. Karena menjadi satu satunya bangunan yang masih tersisa di lahan eks Lokalisasi Semampir, Kota Kediri.
Jika bangunan lainnya sudah rata dengan tanah, makam Eyang Putri masih tetap dibiarkan berdiri. Tim pembongkaran tampaknya masih ragu-ragu terkait kelangsungan situs makamnya.
Saat pembongkaran rumah warga pada pertengahan Desember 2016, tim sebenarnya sudah siap membongkarnya. Namun entah mengapa rencana membongkar saat itu dibatalkan.
Lokasi makam ini berada di sisi utara Jembatan Semampir. Jika lahan eks lokalisasi di sisi selatan bakan dijadikan taman dan ruang terbuka hijau, lahan di sisi utara jembatan masih menunggu hasil pra desain.
Sementara Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menyebutkan, saat ini masih dilakukan pencarian ahli waris dari keluarga Eyang Putri. "Kami masih melacak sejarahnya dengan menanyakan kepada para sesepuh," ungkapnya.
Apalagi dari cerita yang beredar banyak versi terkait dengan makam Eyang Putri. "Kami akan melihat dulu hasil penelusuran sejarahnya," jelasnya.
Sementara penelusuran Surya dari spanduk yang terpasang di areal makam. Eyang Putri punya nama lain Raden Ayu Sariti kerabat Ndalem Kesultanan yang wafat pada 1.676. Sumbernya sejarah ini dari naskah kuno Cirebon.
Namun versi lainnya, Eyang Putri merupakan putri keturunan Tionghwa. Tapi versi ini meragukan, mengingat makamnya sepertri lazimnya makam Islam dengan dua buah batu nisan di sisi utara dan selatan.
Pantauan Surya, dilihat dari bangunan makam aslinya merupakan bangunan tembok dengan gaya arsitektur kuno. Saat relokasi eks Lokalisasi Semampir pada 1970-an, warga kemudian menambah bangunan rumah ukuran 4 x 5 meter.
Batu nisan makam ini dibungkus dengan kain putih. Masih terlihat taburan bunga warga yang nyekar.(dim)
e-KORAN GRATIS:
- [ Ссылка ]
- Iklan dan berlangganan koran SURYA: 031-8419000
WEBSITE:
- [ Ссылка ]
- [ Ссылка ]
FACEBOOK:
- [ Ссылка ]
- [ Ссылка ]
INSTAGRAM:
- [ Ссылка ]
- [ Ссылка ]
Ещё видео!