Desa Bulusari di Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri sudah lama menyandang status sebagai Desa Sentra Industri Kerupuk Krecek. Label ini disematkan karena saking banyaknya warga yang menekuni usaha pembuatan kerupuk khas Kediri itu.
Salah satu diantara sekian pengusaha kerupuk legendaris tersebut adalah Ibu Sumilir. Lebih dari 17 tahun perempuan ini menekuni usaha pembuatan kerupuk dari bahan baku ketela tersebut. Menurut ceritanya, dahulu lebih dari 100 warga di Desa Bulusari yang terjun dalam usaha pembuatan kerupuk krecek. Namun semenjak proyek Bandara Kediri dimulai, banyak tempat usaha yang terdampak pembebasan lahan sehingga harus pindah tempat.
Produk kerupuk krecek Desa Bulusari ini sudah sangat terkenal karena memiliki cita rasa yang khusus. Selain itu, para pengusaha sudah memiliki pelanggan tetap. Seperti Ibu Sumilir misalnya, produknya kerap diambil oleh pelanggan dari sekitar Gampengrejo dan juga dari Kabupaten Nganjuk.
Dalam sehari, Ibu Sumilir mampu menghasilkan lebih dari 3,5 Kuintal kerupuk krecek kering. Kerupuk yang siap jual itu dibanderol dengan kisaran harga 7 hingga 10 ribu rupiah per kilogram yang disesuaikan dengan ukuran kerupuk.
Sementara itu, selain situasi perekonomian yang berdampak pada perubahan daya beli masyarakat, para pengusaha kerupuk krecek ini juga kerap dihadapkan pada sejumlah persoalan. Masalah tersebut biasanya berupa sulitnya mencari bahan baku setela serta cuaca hujan yang mempengaruhi proses penjemuran.
Agar sentra industri camilan Khas Kediri ini tetap eksis sampai kapanpun, para pengusaha minta peran pemerintah untuk mendampingi, baik melalui berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk sampai pada bantuan pemasaran.
Ещё видео!