Belanda Membangun Jembatan Ampenan. Jembatan Ampenan di Mataram Lombok Nusa tenggara Barat merupakan salah satu jembatan bersejarah.
Keberadaan Jembatan Ampenan yang melintang di Sungai Jangkuk di Sukaraja, merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah panjang, Kota Tua Ampenan. Posisinya yang strategis, menjadi saksi jatuh bangunnya peradaban, dari masa kerajaan menuju era kolonial Belanda, dari penjajahan Jepang ke masa kemerdekaan.
Setelah Perang Lombok tahun 1894 berakhir, Belanda berupaya memulihkan keadaan. Salah satu fokus utamanya membangun kembali infrastruktur Lombok yang porak-poranda akibat perang berkepanjangan. Belanda, memulai pembangunan di sejumlah kota yang menjadi pusat pemerintahan. Salah satunya, di Ampenan.
Di masa sebelum perang, Ampenan adalah kota pelabuhan penting milik Kerajaan Mataram. Dinasti Karangasem Lombok mengembangkan Pelabuhan Ampenan sebagai bandar laut sibuk. Pelabuhan ini, menghubungkan Lombok, dengan kota-kota besar lainnya di dunia. Seperti Australia, Singapura, Hongkong, Batavia hingga Manila.
Sebagai kota pelabuhan Ampenan saat itu ditinggali oleh masyarakat berbagai bangsa.
Salah satu syahbandarnya yang terkenal adalah George P. King asal Inggris. Ia mendapatkan posisi tersebut setelah menyingkirkan Mads Lange, pedagang terkemuka asal Denmark yang juga beroperasi di Mataram. Naturalis Inggris Alfred Russel Wallace pernah singgah di Ampenan tahun 1856 dan menulisnya dalam The Malay Archipelago.
Buku ini mengisahkan petualangan Wallace ke sejumlah kepulauan nusantara. Petualangan tersebut turut andil dalam melahirkan Teori Evolusi dan Garis Wallace yang masih diakui hingga kini.
Namun, Perang Lombok (Lombok Expeditie) yang dilancarkan Belanda membuat perekonomian kota ini padam. Karena itu, setelah administrasi pemerintahan dipulihkan, langkah pertama yang dilakukan Belanda adalah, membenahi jalur transportasi. Jembatan Ampenan, dibangun kembali dengan teknologi terbaik di masa itu.
Dalam surat keputusannya tanggal 10 April 1901, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Willem Rooseboom, memasukkan pembangunan jembatan Ampenan dalam proyek yang harus segera dibangun.
Dalam surat tersebut diperkirakan, jembatan dengan rangka baja itu, akan menelan anggaran 35.252 Gulden. Setelah dimulai tahun 1901, Jembatan Ampenan selesai dibangun Mei 1902 dan menghabiskan 33.913 Gulden. Jumlah ini lebih kecil dari perkiraan awal.
Setelah selesai dibangun, keberadaan jembatan ini memegang peran yang sangat vital. Ia menjadi urat nadi utama yang menghubungkan Ampenan dengan pusat pemerintahan di Mataram.
Hasilnya, Ampenan kembali menjadi salah satu pusat pertumbuhan di Indonesia timur. Pabrik-pabrik dan pusat pengolahan hasil bumi berdiri disekitar pelabuhan. Industri jasa juga tumbuh seperti pegadaian, bank, kantor pos hingga bioskop.Di ujung utara jembatan Belanda membangun terminal bus dengan stasiun pengisian bahan bakar umum pertama di Lombok.
Setelah proklamasi kemerdekaan, konstruksi awal Jembatan Ampenan masih dipertahankan. Namun, meningkatnya kebutuhan membuat pemerintah Orde Baru memugar jembatan dengan konstruksi yang lebih kokoh. Konstruksi bangunan baru itulah yang masih terlihat hingga saat ini.
#sejarahlombok #mandalika #ampenan
Lombok 1901 : Belanda Membangun Jembatan Ampenan
Теги
Sejarah LombokKota Tua AmpenanPelabuhan AmpenanKota Mataramperang LombokLombok ExpeditieMayor Jenderal Van HamMads LangeGeorge P KingMandalikaGunung RinjaniJalur Pendakian ToreanTembakau LombokJembatan AmpenanHindia BelandaWillem RoseboomGili TrawanganSembalunPlawangan SembalunPendakian RinjaniKali JangkukPantai AmpenanSaleh SungkarJA VetterKali MenintingMutiara LombokHarga Mutiara LombokSongket LombokBuka Puasa