TRIBUN-VIDEO.COM - Kota Padang memiliki 23 aliran sungai dengan 6 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang melewati pemukiman masyarakat.
Dari 6 DAS yang ada tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) mengambil sampel di Batang Arau dan Batang Kuranji untuk melihat apakah ada kandungan mikro plastik pada kedua sungai.
Batang arau dan Batang kuranji ini jadi sungai ke 16 dan 17 dari 68 sungai yang disinggahi oleh peneliti Senior Ecoton saat Ekspedisi Sungai Nusantara.
"Jadi kami berkolaborasi dengan Walhi Sumbar, dari tim Ekspedisi Sungai Nusantara berkeliling ke 68 sungai di Indonesia, hari ini kita mengunjungi salah satu sungai penting di Kota Padang yaitu Batang Arau," kata Peneliti Senior Ecoton Prigi Arisandi.
Temuan mikroplastik di muara batang Arau 420 partikel mikroplastik dalam 100 liter air sample yang diambil di muara batang Arau, Selasa 10Mei 2022 sore 16.14 WIB.
Sample air kemudian di bersihkan dan dituang dalam cawan petri. Sampah dan plastik dipisahkan dengan mikropointer.
Material yang diduga mikroplastik digesek-gesek dengan pointer dan jika tidak patah atau terfragmen maka dikategorikan mikroplastik.
420 partikel berukuran 1000-2500 mikron berjenis filamen atau lembaran bening dan 20 partikel berjenis fiber atau benang.
Sumber fiber adalah textil atau polyester yang tercabut dalam proses laundry. Sedangkan filamen berasal dari pecahan tas kresek, plastik bening dan sachet.
"Ternyata kami menemukan ada sungai terkontaminasi klorin dan tercemar fosfat yang sangat tinggi, kedua kita juga menemukan 420 partikel Mikroplastik dalam setiap 100 liter air di Batang arau,"
"Kami juga melihat langsung bagaimana jenis-jenis sampah, baik dari Unilever, Danone, Mayora, Indofood, Wings. Sampah yang ditemukan ini sifatnya residu dan tidak bisa di daur ulang,"
"Jadi PR besar bukan hanya pada Pemkot yang membuat pelarangan plastik sekali pakai, tapi juga mendorong perusahaan industri untuk meredasign packaging produknya."
Melalui desain saat ini produk perusahaan industri banyak menghasilkan sachet yang bisa mencemari laut, sungai dan bahan baku air minum bagi masyarakat.
"Sepanjang perjalanan kami dari Lampung Bengkulu pesisir barat Sumatera, Batang arau tertinggi mengandung mikroplastik,"
Terbanyak ditemui tim ESN adalah Viber atau benang yang menunjukan banyak limbah domestik dan sampah tidak terkelola.
Melihat kondisi ini ESN bersama Walhi Sumbar mendorong Pemko Padang untuk membuat regulasi pelarangan penggunaan plastik sekali pakai.
"Pemkot harus menyediakan infrastruktur dan sarana tempat sampah disepanjang batang atau ini,"
Karena dari temuannya terbukti banyak orang membuang sampah ke sungai disebabkan oleh tidak tersedianya infrastruktur.
"Kita tidak bisa menyalahkan masyarakat membuang sampah ke sungai karena Pemkot tidak menyediakannya. Kita dorong Pemkot Padang untuk menyediakan anggaran yang besar untuk menuntaskan problem Samah terutama sampah plastik.
Meski pada dasarnya masyarakat salah karena membuang sampah ke sungai, tapi ada faktor yang lebih urgen yaitu Pemerintah Kota Padang.
Ещё видео!