#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews #rusiavsukraina #nuklir #putin #medvedev
TRIBUN-VIDEO.COM - Mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev telah memperingatkan bahwa dunia berada di ambang perang dunia nuklir.
Vladimir Putin disebut siap menjadi orang pertama yang menekan tombol atom.
Rusia selalu mengatakan bahwa mereka hanya akan menggunakan senjata nuklir untuk menanggapi serangan nuklir.
Namun dalam beberapa bulan terakhir mereka menegaskan bahwa tidak akan ragu-ragu untuk melakukannya jika diperlukan.
Dikutip dari Dailymail, Medvedev mengatakan kepada para pendengarnya di Moskow bahwa ancaman perubahan iklim tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kemungkinan perang nuklir.
Ia menyebut dunia di ambang perang dunia ketiga meskipun Rusia sudah menghindari perang selama 30 tahun.
"Dunia sedang sakit dan berada di ambang Perang Dunia Ketiga," katanya.
"Dan meskipun kita berusaha menghindari perang selama 30 tahun, perang itu dipaksakan pada kita.
Diketahui Medvedev adalah wakil Putin di dewan keamanan Rusia yang kuat, dan mantan presiden dan perdana menteri Kremlin.
Selama ini Rusia dinilai tidak akan pernah menggunakan senjata nuklir.
Namun Medvedev yang merupakan mantan presiden pernah memiliki kuasa tombol nuklir selama empat tahun dari 2008-2012.
Dia mengatakan kepada seorang penanya di acara maraton pendidikan Knowledge: "Anda mengatakan bahwa Rusia tidak akan pernah menggunakan senjata nuklir - tapi kenyataannya tidak seperti itu.
Medvedev tidak menyalahkan agresi Putin di Ukraina atas krisis yang sedang dihadapi negara tersebut.
Sebaliknya, ia mengatakan bahwa ini adalah respons terhadap perambahan Barat terhadap Rusia ketika NATO berekspansi ke arah timur.
Ia juga memperingatkan bahwa Putin dapat menyerang lebih dulu.
Ia menegaskan bahwa Rusia dapat menggunakan nuklir jika menghadapi tindakan agresi yang mengancam eksistensi negara.
Medvedev memperingatkan musuh-musuh potensial Rusia untuk tidak meremehkan hal ini.
Medvedev juga mengklaim bahwa Inggris akan terpecah dengan bergabungnya Ulster dengan Irlandia dan Skotlandia yang mendapatkan kemerdekaan dengan kembali ke Uni Eropa.
Vladimir Yermakov, kepala non-proliferasi nuklir kementerian luar negeri, mengatakan bahwa Washington meningkatkan risiko melalui perilakunya dengan Kremlin - yang terbaru dari serangkaian ancaman dari para pejabat tinggi Rusia.
Dia mengatakan bahwa risiko konfrontasi militer langsung antara kedua kekuatan nuklir terus meningkat.(*)
Host : Mei Sada Sirait
Video Editor : Yogi Putra
Artikel ini telah tayang di [ Ссылка ]
Ещё видео!