Dalam perkembangan dunia bisnis sekarang, tidak hanya dunia bisnis industri saja yang mengalami persaingan, tetapi jasa pariwisatapun juga ikut mengalami persaingan. Untuk mengatasi persaingan antar perusahaan, perusahaan haruslah melakukan promosi yang tepat dan memberikan citra yang khusus, yang unik, yang berbeda dengan perusahaan lain agar menarik perhatian konsumen. Agrowisata Sondokoro adalah salah satunya, Agrowisata Sondokoro membangun konsep agrowisata sejarah PG yang unik, khas, dan berbeda dari agrowisata lain yang sudah ada di Indonesia. Agrowisata Sondokoro memiliki nilai sejarah dan pendidikan dimana pengunjung dapat mengetahui tentang proses pembuatan gula, mulai dari penanaman tebu hingga penggilingan serta pengepakan gula. Peneliti mengadakan penelitian ini untuk mengetahui gambaran lokomotif uap sebagai ikon Agrowisata Sondokoro yang tujuannya untuk meningkatkan jumlah pengunjung. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti di Agrowisata Sondokoro dengan metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan, mengolah dan menjelaskan data mengenai lokomotif uap yang ada di Agrowisata Sondokoro. Sampelnya adalah pengunjung yang datang ke Agrowisata Sondokoro tersebut. Data diperoleh melalui wawancara dengan pengunjung tentang lokomotif yang ada di Agrowisata Sondokoro, observasi di lapangan mengenai perilaku pengunjung terhadap lokomotif uap dan dokumentasi-dokumentasi yang ada. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 Februari 2009 sampai dengan 16 Maret 2009. Dengan menggunakan lokomotif uap sebagai ikon Agrowisata Sondokoro diharapkan dapat menarik pengunjung, karena lokomotif uap merupakan peninggalan sejarah pada masa Kanjeng Gusti Aryo Adipati Mangkunegaran IV. Agrowisata Sondokoro mempunyai lima belas spoor, terdiri dari sembilan spoor bertenaga uap dan lima bertenaga diesel. Tetapi yang digunakan di Agrowisata Sondokoro baru empat spoor, yaitu spoor gula, spoor teboe, spoor sakarosa dan TM IV. Yang sering beroperasi hanya tiga spoor, yaitu spoor gula, spoor teboe, dan spoor sakarosa. Sedangkan TM IV adalah spoor VIP yang hanya digunakan pada waktu-waktu tertentu saja dan digunakan oleh wisatawan asing dan para pejabat. Rencananya akan diadakan pembaharuan dan penambahan lokomotif lagi. Lokomotif uap digunakan sebagai simbol dari Agrowisata Sondokoro, yaitu terbukti pada papan nama dan pada tiket-tiket di setiap wahananya. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa lokomotif uap merupakan ikon Agrowisata Sondokoro dan bertujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung. Lokomotif uap terlihat jelas pada gambar di setiap tiket wahananya dan merupakan ciri khas dari Pabrik Gula Tasikmadu. Hampir disetiap tempat di Agrowisata Sondokoro itu terdapat lokomotif, sehingga pengunjung mudah menjumpainya. Dari semua keunikan itu, penulis menyarankan agar pihak Agrowisata Sondokoro terus mengembangkan objek agrowisata yang baru ini menjadi lebih maju. Agrowisata Sondokoro perlu menambah lokomotif baru dengan keunikan yang berbeda dan menggunakan spoor TM VI sebagai simbol dalam iklan dan tiket wahana Agrowisata Sondokoro karena spoor TM VI merupakan spoor yang langka di dunia. Dengan hal tersebut, diharapkan dapat meningkatkan minat para wisatawan untuk berkunjung ke Agrowisata Sondokoro. Selain itu, pihak Agrowisata Sondokoro harus terus menjaga kelestarian peninggalan sejarah itu sehingga menjadi objek wisata andalan di daerah Karanganyar dan sekitarnya.
Ещё видео!