Kesultanan Aceh Darussalam adalah salah satu kesultanan Islam yang pernah berjaya di Nusantara pada masa lampau dan memiliki hubungan yang khusus dengan Kekaisaran atau Kesultanan Utsmaniyah di Turki.
Bahkan, Kesultanan Aceh pernah meminta bantuan langsung dari Utsmaniyah untuk melawan Belanda, walaupun permintaan tersebut ditolak oleh Utsmaniyah. Lalu, bagaimana hubungan antara Aceh dengan Utsmaniyah?
Hubungan antara Aceh dan Utsmaniyah Turki bermula dari ekspedisi yang dilakukan oleh Utsmaniyah ke Aceh sekitar tahun 1565. Ekspedisi ini merupakan salah satu bentuk dukungan Utsmaniyah kepada Aceh untuk melawan Portugis di Malaka.
Dikutip dari Islam in the Indonesian World :an Account of Institutional Formation karangan Azyumardi Azra, ekspedisi yang dilakukan oleh Utsamniayh ke Aceh dilakukan setelah adanya pengiriman duta yang dilakukan oleh Sultan Alauddin al-Qahhar kepada Sulaeman Agung pada 1564.
Sejatinya, persekutuan antara Aceh dengan Turki Utsmani sudah berlangsung sejak tahun 1530-an.
Sultan Alauddin al-Qahhar memiliki keinginan untuk mengembangkan hubungan tersebut lebih jauh dan mencoba menggunakan hubungan tersebut untuk mengusir Portugis dari Malaka, serta memperluas kekuasaan Aceh di Sumatra.
Bahkan, disebutkan bahwa Sultan Aceh merekut 300 prajurit asal Utsmaniyah dan 200 saudagar asal Malabar untuk menaklukan Tano Batak pada 1539.
Aceh mulai menerima bantuan dari Utsmani setelah tahun 1562 dan hal ini membantu Aceh untuk menaklukan Kerjaan Aru dan Johor di tahun 1564. Selanjutnya, pada 1564, terjadi pengiriman duta ke Istanbul yang dilakukan oleh Sultan Husain Ali riayat Syah.
Dalam pengiriman duta tersebut, Sultan Aceh juga membawa surat yang menyebutkan bahwa penguasa Utsmaniyah sebagai khalifah.
Selim II memerintahkan pengiriman armada Utsmani ke Aceh yang terddiri atas sejumlah prajurit, pembuat senjata, dan insiyur. Armada tersebut dilengkapi juga dengan senjata dan amunisi yang melimpah.
Pada 1566 hingga 1567 terdapat tiga kapal asal Utsmani yang berhasil tiba di Aceh dan dipimpin oleh Kurdoglu Hizir Reis. Pada 1568, Aceh menyerang Malaka dan Turki tidak ikut menyerang Malaka secara langsung.
Di samping itu, kedatangan armada Utsmani ke Aceh juga membuat Aceh mengerti cara membuat meriam yang akhirnya banyak diproduksi oleh Aceh.
Pada akhirnya, ekspedisi yang dilakukan oleh Utsmani berakibat pada berkembangnya hubungan natara Aceh dan Utsmani, khususnya dalam bidang budaya, militer, perdagangan, dan keagamaan.
Portugis melihat bahwa hubungan antara Aceh dan Utsmani akan menjadi ancaman yang besar bagi Portugis dan karena hal itu Portugis mencoba untuk menghancurkan sumbu perdagangan antara Aceh-Turki-Venesia. Pada awalnya, Portugis menyerang Laut Merah dan Aceh, tetapi serangan ini gagal karena kurangnya tenaga manusia milik Portugis.
Saat diserang oleh Belanda pada 1873, Aceh meminta perlindungan kepada Utsmani, tetapi permohonan tersebut ditolak oleh Utsmani. Permohonan Aceh ditolak karena Utsmani memiliki kesepakatan untuk mengakui hukum Eropa, khususnya hukum Belanda dan Turki memiliki perjanjian internasional yang menyatakan bahwa mereka tidak akan berkonflik dengan Belanda.
Jangan lupa untuk SUBSCRIBE jika kamu suka konten ini ya,
Bantu SHARE juga untuk menyebarkan info-info mengenai Islam ya teman-teman:)
#kanalduniaislam #turkiutsmani #sultanmuhammadsyah #sultanabdulhamidII #turki #aceh
WOW ! TERNYATA BEGINI KEDEKATAN ACEH DENGAN TURKI UTSMANI
Теги
info islamdunia islamkanal dunia islamsejarah islampeninggalan islamzaman islammasa keemasan islamtradisi islambudaya islamislam di negaramasjid masjid islamkerajaan islamnegara islamibadah muslimagama islammuslimpergi hajihajimekkahkakbahmadinahislam di indonesiakanal familykanal masjidturki utsmanisultan acehsultan abdul hamid 2sultan muhammad syah johanacehturkisejarahviralfyptrending2022pushpaukrainarusia