Akibat berturut-turut diguyur hujan beberapa hari belakangan diwilayah Ransiki Kabupaten Manokwari Selatan dan sekitar Pegunungan Arfak, Menyebabkan debit arus air kali Mati meningkat dan meluap lalu merendam sejumlah rumah warga di Kampung Tobou Distrik Ransiki Kabupaten Manokwari Selatan.
Kejadian tersebut berlangsung pada malam Sabtu (5/4/2024) dan malam Minggu (6/4/2024).
Jefri Mandacan salah satu warga Tobou pemilik rumah yang terendam luapan banjir, minta agar kondisi yang dialami dapat direspon oleh pemerintah melalui instansi teknis terkait.
Sebab selama dua malam kejadian, dirinya bersama warga lain panik, tidak bisa tidur. Selain itu hewan peliharaan mereka juga ikut terbawa arus.
Warga lain, Andi Pongoan Sayangkan atas lambannya dinas terkait dalam merespon kejadian tersebut.
Dirinya mengatakan hingga kejadian hari kedua belum ada tanggapan dari Badan Penanggulangan Bencana. Selama kejadian berlangsung warga setempat berjibaku sendiri memindahkan barang-barang berharga dirumah mereka untuk diselamatkan dari luapan banjir.
Sementara itu tempat terpisah di jembatan Kali Mati, pemuda Ransiki, Joni Saiba minta agar pihak terkait untuk menyikapi kondisi alam yang terjadi sehingga tidak menimbulkan kerugian lebih bagi masyarakat setempat.
Kepada Pemerintah Manokwari Selatan, Provinsi Papua Barat dan Balai Sungai Papua Barat diminta dapat mengambil langkah melakukan menormalisasi kali mati dan pemasangan turap ataupun Bronjong.
Dengan begitu, apa yang dialami warga selama dua malam dapat dikurangi dan dampak lain dapat dieliminer.
“Sebagai pemuda dan ketua KNPI, kami minta agar kali mati dinormalisasi dan dipasang Bronjong sepanjang kali ini,”kata Joni.
Wilayah Ransiki dengan kondisi curah hujan yang tinggi sehingga mengantisipasi banjir yang lebih deras, wajib pemasangan beronjong.
Sementara itu, menuntut instansi teknis pemerintah untuk menangani kondisi yang terjadi, warga Kampung Tobou melakukan Pemalangan jalan trans Manokwari -Bintuni.
Pemalangan terjadi sejak Sabtu malam (6/7/2024) sampai Minggu siang. Akibatnya arus transportasi kedua wilayah yakni Manokwari dan Bintuni lumpuh.
Dalam pemalangan tersebut, warga juga menuntut adanya komitmem dari pemerintah untuk normalisasi kali dan pasang bronjong sepanjang kali mati. Jika belum ada komitmen maka palang tetap berlanjut.@ragamberita @Kemen_PU #papuabarat #manokwariselatan #mansel #monetization
Ещё видео!