Assalamu’alaykum. Sampurasun, Sobat Ngariksa…
Belum dua pekan lalu dunia pernaskahan kehilangan seorang pegiatnya yang secara akademik tinggal menunggu hari untuk ujian promosi doktor bidang filologi Islam, Dr. Yusri Akhimuddin, atau saya biasanya menyapanya, Jo Yusri. Dunia mungkin tidak mengenalnya, tapi pengabdiannya dalam pelestarian manuskrip Nusantara, khususnya di Minangkabau, amat sangat berharga.
Dalam testimoni, saya menjelaskan bahwa "Tingkat kebaruan (novelty) disertasi Jo Yusri amat tinggi. Ia mengkaji manuskrip yang belum pernah disebut para sarjana, Tuhfat al-Ahbab, manuskrip karangan Syekh Nuruddin Abdurrahman al-Bawani, seorang ulama “misterius” abad 17".
Ngariksa #52 kali ini akan mengupas tidak hanya manuskrip Tuhfat al-Ahbab, melainkan sisi misteri Syekh Abdurrahman al-Bawani, seorang murid langsung Syekh Abdurra’uf al-Sinkili (w. 1693), yang produktif menulis kitab, dan dikenal oleh Muslim di Filipina Selatan abad 19. Siapa sesungguhnya al-Bawani? Mengapa para sarjana tidak pernah menyebutnya? Apa perannya dalam penyebaran Islam di Nusantara?
Kunjungi dan subscribe Ngariksa Channel YOUTUBE…
#KlasikAsyik. “Menatap masa depan. Merawat masa silam”.
Salam Ngariksa
Kang Oman
Ещё видео!