Kompleks makam Bukit Batu merupakan komplek makam keluarga Kerajaan Melayu Bentan dan merupakan sebuah peninggalan sejarah yang berada di pulau Bintan. Komplek Makam Bukit Batu ini belum ditetapkan sebagai situs cagar budaya oleh pemerintah daerah setempat tetapi telah diinventaris oleh BPCB Batu sangkar sebagai Cagar Budaya dengan nomor inventaris 10/BCB-TB/C/03/2010. Makam ini terletak Desa Bintan Buyu kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Secara Geografis makam ini berada di lahan datar perkebunan masyarakat dengan letak astronomis N 01°05’15,1″ E 104°26’45,4″.
Dilihat dari Deskripsi historisnya dalam komplek makam bukit batu ini terdapat 6 buah makam antara lain: (1) Budayana, (2) Wak Pok (wan Empuk), (3 ) Wan Malani, (4) Wan Sri Beni, (5) Tok Telani, (6) Tok Hile (Tok Kelaun). Wan Pok dan Wan Telani adalah dua orang perempuan yang berasal dari Bukit Siguntang Mahameru. Mereka sampai ke Bintan mengikuti suami (Nila Pahlawan dan Krisna Pendeta) yang merupakan sahabat Sang Sapurba dan Demang Lebar Daun yang merupakan penguasa Sriwijaya. Mereka hijrah ke Bintan pada Abad ke XII. Sedangkan Tok Telani adalah putra Demang Lebar Daun. Beliau memangku jabatan setelah Bintan membuka negeri baru di Tumasik (Singapura). Sedangkan Wan Beni adalah puteri Bintan yang menikah dengan Sang Nila Utama putera Sang Sapurba. Tok Hile merupakan kerabat dekat Bundayana (permaisuri) yang membantu dalam menjalankan pemerintahan dan di salah satu nisan terdapat angka tahun 974 Hijriyah (1566 M)
Makam ini untuk pertama kalinya dicatat oleh Johanes Elias Teysman seorang ahli botani dari Kebun Raya Bogor pada tahun 1872 yang dimuatnya dalam Laporan Sebuah Ekspedisi Botani ke Daerah Bangka, Riau, dan Lingga. Enam tahun kemudian pada tahun 1883, seseorang berkebangsaan Belanda J.G Schot juga melaporkan keberadaa makam ini dalam tulisannya yang berjudul Bijdrage ot Kennis van Oud Bintan (Sumbangan Bagi Pengetahuan Tentang Sejarah Bintan Lama).
Masing-masing makam pada Komplek Makam Marhum Bukitbatu terdiri dari dua buah nisan yang terbuat dari batu. Jika diperhatikan jenis batu yang digunakan pada nisan makam Marhum Bukitbatu sama dengan yang digunakan pada makam-makam di Penyengat maupun yang terdapat di Lingga, yaitu berupa batu berwarna merah dan dari jenis batu sedimen. Dari ke 6 makam ini hanya satu makam yang nisan nya berbentuk silinder, yang lainnya memiliki nisan dengan bentuk pipih. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Othman Yatim berkaitan dengan Batu Aceh, bentuk nisan silinder yang terdapat di dalam Makam Marhum Bukitbatu merupakan nisan yang berkembang pada abad ke-18, sedangkan nisan dengan bentuk pipih berkembang pada abad ke-15. Bagian jirat dari makam-makam yang ada di dalam Makam Marhum bukitbatu telah diberi keramik.
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan
3FFG+HQW, Bintan Buyu, Kec. Tlk. Bintan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau 29133
2,4 km
Ещё видео!