Abbad bin Bisyr bin Waqasy adalah sahabat Nabi dari kalangan Anshar, yang berasal dari suku Aus keturunan Bani Asyahli. la punya dua nama panggilan, yaitu Abu Bisyr dan Abu al-Rabi. Ibn al-Atsir menuturkan dalam kitabnya bahwa ia masuk Islam di Madinah melalui Mush'ab bin Umair lebih dulu daripada Sa‘d bin Muaz dan Usaid bin Hudhain Abbad turut serta dalam Perang Badar, Perang Uhud, dan peperangan lainnya bersama Rasulullah SAW.
Abbad dalam Perang Dzaturriqa sungguh tak terlupakan. Diriwayatkan dari sahabatnya sendiri, Ibnu Yasar dari Uqail bin Jabir bahwa Jabir bin Abdullah al-Anshari berkata, “Kami keluar bersama Rasulullah dari tempat perlindungan kami di kebun kurma dalam Perang Dzaturriqa. Dalam perang itu, seorang wanita musyrik terkena lemparan anak panah dari seorang muslim. Usai peperangan, dan setelah Rasulullah pulang ke markas, suami wanita musyrik itu datang dan melihat apa yang terjadi pada istrinya. la marah dan bersumpah akan membalas dendam hingga salah seorang sahabat Nabi SAW bersimbah darah. Diam-diam, ia mencari tahu di mana Nabi SAW menginap malam itu.
Saat Nabi SAW hendak masuk rumah, beliau bersabda, “Siapakah yang mau berjaga malam ini?” Amar bin Yasar dan Abbad bin Bisyr bangkit dan berkata, “Kami (siap berjaga), wahai Rasulullah.” “Berjagalah dekat gerbang Syi’ib.” Saat itu beliau dan para sahabat menginap di Syi’ib, di sebuah lembah. Kedua orang itu pun pergi menuju gerbang Syi’ib. Abbad bertanya, “Kau ingin aku berjaga di awal atau di akhir malam?” Amar menjawab, “Kau berjaga di awal malam, dan aku di akhir malam.” Kemudian Amar berbaring dan tertidur pulas. Abbad mendirikan shalat sunnah sambil berjaga. Ketika itulah suami wanita musyrik itu datang. Ketika melihat Abbad yang sedang shalat, lelaki itu tidak menyia-nyiakan kesempatan. Langsung melepaskan panah ke arah Abad dan tepat mengenai tubuhnya. Terkena panah tidak membuat Abbad membatalkan shalatnya. la hanya mencabut panah dan melanjutkan shalatnya. Lelaki itu kembali melemparkan panah. Dan Abbad tetap berdiri dalam shalatnya. Untuk ketiga kalinya lelaki itu meluncurkan panah, dan Abbad mencabut panah yang tertancap di tubuhnya, lalu ia rukuk, lantas sujud. Baru setelah selesai shalat Abbad membangunkan Ammar dan berkata, “Bangunlah, ada orang yang datang.”
Ammar terkejut ketika melihat suami wanita musyrik itu berada di dekat mereka. Ketika melihat mereka berdua, lelaki itu tahu, mereka menjadi benteng hidup bagi Nabi Muhammad dan menjadikan diri mereka sebagai penebus sumpahnya. Amar kaget melihat sahabatnya Abbad berlumuran darah, “Subhanallah! Kenapa kau tidak membangunkanku saat pertama kali kau terkena panah?”
Abbad menjawab, “Aku sedang membaca salah satu surat dan aku tak mau memutuskan bacaanku sampai selesai. Saat beberapa anak panah menancap di tubuhku, aku pun menyelesaikan shalat membangunkanmu. Demi Allah, jika tidak karena tugas berjaga yang diperintahkan Rasulullah, niscaya jiwaku sudah lepas dari raga sebelum aku memutuskan menyelesaikan bacaanku.”
Abbad tak pernah absen mengikuti peperangan bersama Rasulullah SAW sampai beliau wafat. la pernah mendengar beliau bersabda di depan kaum Anshar, “Wahai Anshar, kalian (bagaikan) pakaian dalam dan manusia bagaikan pakaian luar. Maka, jangan mengikuti orang-orang sebelum kalian.”
Pada saat itu, kaum Anshar ingin agar tidak ada lagi orang yang lari dari medan perang seperti yang terjadi saat Perang Uhud dan Hunain. Ucapan Rasulullah SAW itu menegaskan bahwa mereka adalah para penolong agama Allah dan Rasul-Nya. Janji setia yang pernah mereka ucapkan di Aqabah benar benar mereka tunaikan. Sedikit pun tak terlintas dalam benak mereka keinginan meninggalkan Rasulullah sampai beliau wafat menghadap Allah. Mereka teguh memegang janji yang pernah diucapkan meskipun beliau telah tiada.
___________
NU Online - Media Resmi Nahdlatul Ulama
Super App | Website | Tiktok | Helo | Twitter | Youtube | Instagram | Facebook | Spotify
Follow Us: [ Ссылка ]
#sahabatnabi #nabi #rasulullah #indonesia #islam #islamnusantara #nahdlatululama #nuonline #nu #pbnu
Ещё видео!