TRIBUN-VIDEO.COM - Baru-baru ini seorang remaja berinisial UD (17) melaksanakan pernikahan dengan ES (15).
ES masih duduk di bangku kelas 3 SMP dan masih masuk kategori di bawah umur.
Pernikahan UD dan ES sengaja tidak memberitahu pihak KUA
Terkait peristiwa itu, Wakil Gubernur Provinsi NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah prihatin dengan maraknya kasus pernikahan dini, terutama di kalangan pelajar di masa pandemi Covid-19.
”Kami tentu sangat menyayangkan ini terjadi,” kata Sitti Rohmi Djalilah, pada wartawan, Selasa (27/10/2020).
Wakil Gubernur Provinsi NTB tak mengharapkan pernikahan usia anak terjadi diwilayahnya.
Untuk itu, ia merasa perlu memperkuat kerja sama semua pihak, termasuk aparat di tingkat dusun dan desa se-NTB.
Persoalan pernikahan usia anak, bukan masalah yang sederhana.
Masalah itu sangat terkait dengan cara pandang dan pola pikir masyarakat yang keliru.
”Makanya edukasinya harus terus menerus dan konsisten, jangan terputus-putus,” harapnya.
Untuk mencegah pernikahan dini harus dimulai dengan pola pikir masyarakat.
Mereka harus sadar bahwa pernikahan dini itu sangat bahaya bagi keselamatan anak-anak.
”Bukan saja dari sisi ekonomi mereka tidak siap, tetapi dari sisi kesehatan juga belum siap,” kata Rohmi.
“Ada penyakit-penyakit yang mengancam anak-anak tersebut bila menikah belum waktunya,” tambahnya.
Dikutip dari Tribunlombok.com, Wakil Gubernur Provinsi NTB mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh perempuan, dan pemuda untuk sadar.
Mencegah pernikahan dini itu bukan sekedar untuk menyukseskan program pemerintah.
”Tapi tujuannya untuk melindungi anak tersebut,” tegasnya.
Salah satu upaya Pemerintah Provinsi NTB mencegah pernikahan usia anak yakni melalui program revitalisasi posyandu. (Tribun-video.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunlombok.com dengan judul Prihatin Siswi SMP di Lombok Tengah Menikah, Ini Kata Wakil Gubernur NTB, [ Ссылка ].
Ещё видео!