JAKARTA, KOMPAS.TV - Kelompok kelas menengah di Indonesia jumlahnya lebih banyak dari kelompok masyarakat miskin maupun masyakarat kaya.
Saat ini kelompok masyarakat kelas menengah menghadapi banyak masalah, salah satunya gaji atau pendapatan mereka lebih kecil dari pengeluaran.
Gaji mereka yang terbatas, membuat mereka kesulitan mengatur keuangan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Warga yang memiliki pengeluaran Rp 729.000 hingga Rp 1,7 juta masuk kelompak calon kelas menengah. Sedangkan warga dengan pengeluaran Rp 1,7 juta hingga Rp 8,2 juta masuk dalam kategori kelas menengah.
Jumlah dua kelompok ini mencapai 70 juta orang atau hampir 67%.
Laporan Harian Kompas menyebutkan pendapatan kelompok calon kelas menengah dan kelas menengah ternyata lebih kecil dari pengeluaran mereka.
Data tahun 2021, rata-rata gaji kelompok calon kelas menengah berada di angka Rp 934.000, sedangkan pengeluaran mereka lebih dari Rp 1,7 juta per bulan.
Dengan demikian mereka mengalami defisit sekitar Rp 181.000 per bulan.
Defisit gaji dan pendapatan diperkirakan akan makin besar di tahun 2045 mendatang yang bisa mencapai angka Rp818.000.
Hal sama terjadi di kelompok kelas menengah, di tahun 2021 diperkirakan rata-rata pendapatan mereka di angka Rp 2,71 juta, sedangkan pengeluaran mencapai Rp 2,78 juta.
Ada selisih gaji dan pengelauaran sekitar Rp65.000.
Di tahun 2045 selisih pendapatan dan pengeluaran diperkirakan bisa mencapai Rp 431.000. Sebagian besar pengeluaran kelompok kelas menengah adalah untuk membeli rumah dan kendaraan.
Untuk menutupi kekurangan, mereka biasanya mencari penghasilkan sampingan.
Saat ini banyak program atau bantuan yang diberikan pemerintah pada kelompok masyarakat miskin.
Banyak bantuan diberikan, seperti BLT tunai, bansos beras dan lain lain.
Sedangkan masyarakat kelas menengah yang hidup pas-pasan, masih minim perhatian dari pemerintah.
Artikel ini bisa dilihat di : [ Ссылка ]
Ещё видео!