TRIBUN-VIDEO.COM - Sebuah terobosan menginovasi dan inspiratif kelompok tani (Poktan) Desa Manunggal, Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanahbumbu. Bahkan terobosan itu sekaligus berkah mereka di tengah musim kemarau panjang melanda.
Kala itu cuaca begitu terik oleh sinar matahari yang mulai menggelincir ke barat. Meski terasa menyengat kulit, tidak membuat para petani di desa tersebut risau.
Sebaliknya mimik ceria dan perasaan senang kala itu menyelimuti wajah mereka, jelas tergambar saat memanen buah semangka yang terhampar luas di lahan seluas lebih kurang empat hektare yang dikelilingi lahan pertanian.
Perasaan senang disertai senyum lebar sesekali mengembang dari bibir mereka, saat memetik satu-persatu buah semangka yang terhampar di tengah ladang luas.
Buah semangka yang dipetik rata-rata berukuran besar, dengan bobot empat sampai lima kilogram.
Hasil terobosan inovasi dan inspiratif Poktan desa Manunggal, Kecamatan Karang Bintang.
Sebuah terobosan yang inspiratif, meski di tengah kemarau panjang mendera. Poktan di desa itu masih mampu menciptakan usaha yang bisa mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga.
Kusmanudin, salah-satu petani mengatakan, keberhasilan Poktan di tengah musim kemarau panjang melanda para petani sekarang ini.
Keberhasilan kegiatan panen raya buah semangka menghasilkan pundi-pundi rupiah, diakui Kusmanudin, tidak terlepas adanya binaan petugas Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Karang Bintang.
Dituturkan Kusmanudin, motivasi keberhasilan dengan pola mereka (Poktan) beralih jenis tanaman. Ketika musim hujan bertanam padi, saat kemarau mereka melakukan budidaya tanaman buah semangka di lahan tersebut.
Panen buah semangka kali keempat sepanjang tahun ini (2019). Untuk panen keempat ini, ujar Kusmanduin, setidaknya mereka bisa menghasilkan panen sekitar 15 sampai 20 ton.
Meski lebih sedikit dari panen sebelum-sebelumnya, tetap bisa menghasilkan buah semangka rata-rata 20 ton lebih.
Namun Poktan, tetap mengais berkah di tengah musim kemarau panjang yang masih melanda.
"Memang panen keempat ini sedikit dari panen sebelumnya. Masih seimbang saja, kami tetap ada untung karena harga buah semangka sekarang kondisinya lagi membaik," tutur Kusmanudin.
Diungkapkan Kusmanudin, keuntungan didapat pada panen keempat ini.
Harga buah semangka perkilogram Rp 4.000. Sedangkan panen sebelumnya hanya kisaran Rp 2.000 sampai Rp 2.500 perkilogram.
"Ya, kalau menghitung secara ekoonomis masih berimbang. Sebelumnya hasil panen banyak tapi harga murah. Sekarang panen sedikit tapi harus bagus (mahal)," terang Kusmanduin.
Sedangkan untuk biaya dikeluarkan pratanam, hanya kisaran Rp 20 juta. "Masih ada untunglah. Bibit diperlukan sekitar 15 bungkus, satu bungkus 300 bibit. Dibeli di Tanahbumbu," ucapnya.
Sementara pemasaran buah semangka yang dipanen, hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal (Tanahbumbu).
"Bisa juga pedagang-pedagang buah langsung datang membeli," tutup Kusmanudin.(banjarmasinpost.co.id/helriansah)
Ещё видео!