MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN LAUCHING MODELLING PENANGKAPAN IKAN TERUKUR DI KOTA TUAL
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono berkesempatan meresmikan peluncuran modelling Penangkapan Ikan Terukur (PIT) pertama di Indonesia. Kegiatan Launching Modelling Kerjasama Bisnis Hulu-Hilir Perikanan Tangkap dan Penangkapan Ikan Terukur di Kota Tual dan Kabupaten Kepulauan Aru Provinsi Maluku dipusat di Kota Tual pada hari Minggu (2/6/2024).
Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama bisnis hulu hilir perikanan tangkap dan penangkapan ikan terukur bersama PT Samudera Indo Sejahtera dan kelompok nelayan. Pada tersebut program GEF 6 CFI Indonesia Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) In Eastern Indonesia (Fisheries Management Area (FMA) 715,717, 718) Components A, B and D ikut berpatisipasi membuka booth pameran hasil implementasi project.
Pemerintah telah mengeluarkan peraturannya tentang Penangkapan Ikan Terukur (PIT) dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 yang dikeluarkan Tahun 2023. Berdasarkan regulasi tersebut Penangkapan Ikan Terukur adalah penangkapan ikan yang terkendali dan proporsional, dilakukan di zona penangkapan ikan terukur, berdasarkan kuota penangkapan ikan dalam rangka menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya serta pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional.
Beberapa persiapan dilakukan dalam mendukung implementasi PIT pasca keluar Surat Edaran No. B.1954/MENKP/XI/2023 tentang Relaksasi Kebijakan Pada Masa Transisi Pelaksanaan Penangkapan Ikan Terukur. Pada masa ini memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk menyiapkan seluruh komponen pendukung menjadi lebih baik, meningkatkan sosialisasi, mendorong para pelaku usaha penangkap ikan memiliki sistem monitoring kapal, melakukan uji coba dan memperkuat konsolidasi serta sinergi seluruh pemangku kepentingan.
Program PIT sebagai bagian dari program ekonomi biru yang digagas oleh Trenggono pada masa kepemimpinannya. Menjadikan ekologi sebagai panglima dalam tata Kelola perikanan yang maju dan berkelanjutan. Menurut Trenggono PIT menjadi salah satu langkah transformasi bagi industri perikanan RI untuk menuju ke arah perikanan yang mengedepankan keberlanjutan dan budidaya. Berbagai upaya perbaikan masih perlu dilakukan karena menurunnya industri perikanan nasional masih kalah dengan negara lainnya sehingga sulit untuk menembus pasar internasional terutama di Eropa.
"Sampai hari ini kita belum mampu dan belum bisa berhasil ekspor produk perikanan kita ke Eropa. Salah satu yang saya dapatkan informasi kenapa itu terjadi, dia cuman jawab cara penangkapan kalian masih barbar," ungkap Trenggono.
Lebih lanjut Teronggo menegaskan bahwa, penangkapan ikan terukur tersebut untuk memberikan keyakinan kepada market di dunia juga bahwa ikan ditangkap dengan cara yang lebih lebih manusiawi lebih baik. Dan juga ikan akan lebih bisa dideteksi dibawah dari mana, jenisnya seperti apa, peralatan tangkap seperti apa, dan lebih efisien.
Upaya memastikan implemetasi PIT berjalan dengan baik, Modelling akan di laksanakan dibeberapa titik. Selain Tual dan Kepulauan Arafura, KKP menargetkan beberapa titik pengembangan modeling PIT yakni di Merauke dan Ambon.
Sebelum melaunching peluncuran model PIT, Trenggono didampingi Rahayu Plt Dirjen PT menyempatkan mengunjungi booth pameran produksi UMKM Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual. Booth pameran yang difasilitasi oleh GEF 6 CFI Indonesia mempromosikan produk olahan perikanan dan batik ecoprint hasil implemetasi proyek. GEF 6 CFI Indonesia merupakan kerjasama antara KKP dengan WWF GEF Agency untuk mengimplementasikan EAFM di Wilayah Pengelolaan Perikanan 715, 717 dan 718.
Pada saat yang sama Menteri KKP bersama rombongan mengunjungi kelompok nelayan Watkidat Kabupaten Maluku Tenggara yang juga ikut pamerkan keahlian menjahit jaring dan perbaiki viber kasko. Hasan Fakaubun Ketua Kelompok Nelayan Watkidat menjelaskan kepada Trenggono, keahlian yang mereka miliki saat ini atas bantuan dari KKP dan Dinas Perikanan Maluku Tenggara melalui program GEF 6 CFI Indonesia.
“Kami nelayan Watkidat mengucapkan banyak terima kasih kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Perikanan Maluku Tenggara dan GEF 6 CFI Indonesia, melalui pelatihan yang diberikan selama 2-3 tahun ini, kami sudah bisa memperbaiki jaring dan kasko serta menggunakan alat alat perikanan lainnya” ungkap Hasan.
Didampingi Manager Proyek GEF 6 Adipati Rahmat menegaskan kepada Trenggono dan Rahayu, GEF 6 CFI Indonesia mendukung program PIT . “GEF 6, sangat mendukung program Penangkapan Ikan Terukur, kami mendorong pelatihan pelatihan dan bantuan peralatan produksi untuk nelayan di Maluku Tenggara” terang Adipati. Pada peluncuran modelling PIT ini, GEF 6 juga ikut berpartisipasi. Hal ini dilaporkan Plt Dirjen PT Rahuyu pada Trenggono.
Ещё видео!